Pejabatnya Tewas Ditembak, Korea Selatan Tetap Ingin Damai Dengan Korea Utara

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha menyatakan upaya untuk menuju denuklirisasi dan perdamaian dengan Korea Utara harus terus berlanjut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Sep 2020, 17:04 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjalan melewati Zona Demiliterisasi, Jumat (27/4). Kim dan Moon menuju Rumah Perdamaian di wilayah Korsel untuk menggelar pertemuan tingkat tinggi (Korea Broadcasting System via AP)

Liputan6.com, Seoul- Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha menyatakan pada Jumat (25/9/2020), upaya untuk menuju denuklirisasi dan perdamaian dengan Korea Utara harus terus berlanjut.

Pernyataan tersebut juga datang di tengah meningkatnya kemarahan publik setelah terungkap bahwa Korea Utara menembak dan membakar tubuh pejabat perikanan Korea Selatan di perairan dekat perbatasan laut barat pada awal pekan ini.

Dalam seminar virtual yang diselenggarakan oleh Asia Society yang berbasis di AS, Menlu Kang Kyung-wha menyampaikan, "Terlibat dengan Korea Utara, negara yang sangat tertutup dan terpencil, sangat sulit dan membuat frustrasi ... Dibutuhkan banyak kesabaran, tetapi saya pikir pada akhirnya kita harus tetap berada di jalur penyatuan damai".

Tak hanya itu, dalam sesi itu Menlu Kang Kyung-wha juga mengatakan bahwa Seoul tetap berkomitmen memajukan proses perdamaian berdasarkan dukungan komunitas internasional dan aliansi kuat dengan AS.

"Kami akan mengkonsolidasikan perdamaian dan, jika mungkin, kemakmuran bersama dengan Korea Utara ... dengan dukungan yang setia dari komunitas internasional dan berdasarkan postur pertahanan gabungan yang solid dari aliansi ROK (Republik Korea)-AS," jelas Menlu Kang Kyung-wha, seperti dikutip dari Yonhap News Agency.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Korea Utara Telah Minta Maaf Soal Kematian Pejabat Korea Selatan

Moon Jae-in dan Kim Jong-un Sepakati Denuklirisasi Penuh (KOREA SUMMIT PRESS POOL / AFP)

Kasus kematian pejabat Korea Selatan oleh militer Korea Utara tersebut semakin merenggangkan hubungan antar-Korea yang sudah membeku, dan memberi pukulan bagi dorongan Presiden Moon Jae-in untuk terlibat dengan Pyongyang, yang juga sempat mendeklarasikan untuk mengakhiri Perang Korea dalam pidatonya Majelis Umum PBB awal pekan ini. 

Mulanya, Seoul sempat mengecam kematian pejabat tersebut sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dapat dimaafkan, dan menuntut Pyongyang untuk meminta maaf dan menghukum mereka yang bertanggung jawab.

Dilansir Channel News Asia, penasihat keamanan nasional Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menyatakan penyesalannya atas kematian seorang warga Korea Selatan yang hilang. 

Pihak Korea Utara menerangkan bahwa mereka menembaki warga Korea Selatan tersebut sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19. 

Sehari setelah para pejabat Seoul melaporkan insiden itu, Departemen Front Bersatu Korea Utara, yang bertanggung jawab atas hubungan lintas perbatasan, mengirim surat ke kantor Presiden Moon Jae-in. 

Menurut penasehat keamanan Presiden Moon Jae-in, Suh Hoon, surat itu mengutip pernyataan dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang menyatakan bahwa ia "meminta maaf" atas insiden tersebut, dan mengecewakan publik Korea Selatan, serta mengatakan bahwa peristiwa itu seharusnya tidak terjadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya