Liputan6.com, Paris - Dua orang terluka dalam peristiwa penusukan di Paris, Prancis pada Jumat 25 September 2020 waktu setempat. Insiden itu, kata menteri dalam negeri Prancis, diperlakukan sebagai kasus serangan teror.
Mendagri Prancis Gerald Darmanin mengatakan serangan di dekat bekas kantor majalah satir Charlie Hebdo "jelas merupakan tindakan terorisme Islam," demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/9/2020).
Seorang pria berusia delapan belas tahun asal Pakistan yang digambarkan sebagai tersangka utama ditangkap di dekat tempat kejadian.
Baca Juga
Advertisement
Enam orang lainnya ditahan dan sedang diinterogasi, kata polisi.
Para korban --seorang pria dan seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan produksi TV-- terluka parah oleh senjata jenis parang, kata polisi Prancis.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian --dekat Boulevard Richard-Lenoir-- bahwa nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Serangan itu terjadi ketika pengadilan tingkat tinggi sedang berlangsung terhadap 14 orang yang dituduh membantu dua jihadis melakukan serangan 2015 terhadap Charlie Hebdo, di mana 12 orang tewas.
Majalah satir Prancis tersebut telah dipindahkan ke lokasi rahasia.
Simak video pilihan berikut:
Peristiwa
Kolega para korban mengatakan mereka berada di luar kantor produksi berita Premieres Lignes sambil merokok ketika mereka diserang.
Perusahaan ini memiliki kantor di Rue Nicolas Appert, di pinggir jalan Boulevard Richard-Lenoir di mana bekas kantor Charlie Hebdo berada. Sebuah lukisan dinding untuk mereka yang terbunuh dalam serangan Charlie Hebdo ada di dekatnya.
"Saya pergi ke jendela dan melihat seorang rekan, berlumuran darah, dikejar oleh seorang pria dengan parang," kata seorang karyawan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
"Mereka berdua terluka parah," kata Paul Moreira, pendiri dan kepala Premieres Lignes, kepada kantor berita AFP.
Polisi segera menutup sebuah jalan di timur Paris dan sebilah pisau --yang digambarkan sebagai golok atau pisau daging-- ditemukan di dekatnya.
Stasiun metro terdekat ditutup dan lima sekolah di daerah itu segera diisolasi. Sekolah-sekolah tersebut diizinkan untuk dibuka kembali beberapa jam kemudian.
Polisi mengatakan mereka menangkap tersangka utama di dekat daerah Bastille. Tak lama kemudian, seorang pria yang dikatakan berasal dari Aljazair juga ditahan.
Beberapa jam kemudian lima pria lainnya, yang dikatakan berasal dari Pakistan, ditahan di pinggiran timur laut Pantin selama penggeledahan gedung yang diyakini sebagai rumah tersangka utama, lapor media Prancis, mengutip polisi.
Tersangka utama belum disebutkan namanya, tetapi Darmanin mengatakan dia tiba di negara itu tiga tahun lalu "sebagai anak di bawah umur yang terisolasi" berkewarganegaraan Pakistan.
Menteri menambahkan bahwa tersangka tidak diketahui apakah telah teradikalisasi, tetapi telah ditangkap sebelumnya karena membawa obeng.
Advertisement