Liputan6.com, Jakarta - Dalam mendukung program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia, pemerintah menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang cocok bagi masing-masing individu. Tidak hanya perempuan, pria pun dapat menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom.
Perusahaan alat kontrasepsi DKT Indonesia memproduksi kondom dengan beberapa varian rasa. Pemberian varian rasa ini tidak dilakukan tanpa alasan.
Advertisement
Menurut Brand Manager dari DKT Indonesia, Melati Gultom, pemberian rasa pada kondom memiliki maksud tersendiri bagi penggunanya.
“Apa rasa-rasa kondom bisa meningkatkan minat orang untuk menggunakan kondom? Seks tidak hanya sebagai kebutuhan biologis tapi juga sebagai rekreasi. Bagaimana membuat rekreasi ini menyenangkan kalau hanya datar-datar saja tanpa ada sesuatu yang baru,” kata Melati dalam webinar DKT Indonesia ditulis pada Sabtu (26/9/2020).
Penambahan varian rasa pada kondom bertujuan untuk membuat seks lebih menyenangkan, tambahnya. Mengingat aktivitas seks bukan sekadar kebutuhan biologi melainkan perlu ada nilai rekreasi di dalamnya.
Simak Video Berikut Ini:
Tidak Mengubah Fungsi
Menanggapi pertanyaan tersebut, General Manager Reproductive Health Business Unit DKT Indonesia, Aditya Anugrah Putra menambahkan bahwa penambahan rasa pada kondom adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat orang berminat untuk menggunakan kondom.
“Sebetulnya kalau rasa itu dari konteks fungsi tidak memperngaruhi fungsi kondomnya, tetap sama. Cuma kalau kita lihat dari sisi edukasi dan sebagainya, kalau kita hanya bicara tentang kondom biasa dari sisi edukasi mungkin minat orang agak kurang tergugah,” kata Aditya.
Ia menambahkan, penambahan varian rasa adalah satu dari beberapa cara untuk menarik orang menggunakan kondom sehingga edukasi tentang fungsinya pun mudah disampaikan.
Advertisement
Peran Kondom
Penggunaan kondom adalah salah satu upaya menekan angka kehamilan yang tidak diinginkan. Terlebih, di masa pandemi COVID-19 ini aktivitas seksual melonjak karena dianggap sebagai peredam stres selama di rumah saja.
Kondom juga menjadi salah satu alat kontrasepsi yang berkontribusi dalam tercapainya tujuan dari program keluarga berencana.
Dalam Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana yang diterbitkan UNFPA, BKKBN, Kemenkes, dan organisasi lainnya, disebutkan bahwa program KB di Indonesia dikenal sebagai salah satu program yang sukses.
Sebelum dilaksanakannya program KB di Indonesia pada tahun 1970, Angka Kelahiran Total (TFR) mencapai 5.6. Dalam periode berikutnya, setelah program KB dilaksanakan, dibantu adanya perubahan persepsi masyarakat mengenai jumlah anak yang ideal, telah memicu terjadinya penurunan angka kelahiran yang dramatis.
Selama periode ini, penggunaan alat dan obat kontrasepsi meningkat menjadi 61.9 persen. Namun, kemajuan tersebut telah mengalami stagnasi dalam dua dekade terakhir.
Pada 2012 FP2020 Summit untuk Keluarga Berencana dilaksanakan di London untuk merevitalisasi komitmen berbagai negara terhadap kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Sebagai tindak lanjut komite nasional FP2020 akhirnya terbentuk di Indonesia.
Komite ini dipimpin oleh BKKBN, UNFPA dan USAID yang kemudian digantikan oleh Canada. Di bawah komite ini, terbentuk kelompok kerja strategi KB berbasis hak dan kelompok kerja hak dan pemberdayaan dengan tujuan untuk menyusun strategi KB berbasis hak.
Pada perayaan Hari Kontrasepsi Dunia yang jatuh pada hari ini, Sabtu (26/9/2020), Kepala Perwakilan Dana PBB untuk Kependudukan (UNFPA) Indonesia Mela Hidayat berharap agar para pasangan terutama pasangan usia subur (PUS) agar dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kontrasepsi.
“Visi dari Hari Kontrasepsi Dunia adalah memastikan bahwa setiap kehamilan sesuai dengan keinginan atau kehamilan yang diharapkan. Sedang, misinya adalah meningkatkan kesadaran terhadap kontrasepsi serta mengupayakan agar setiap individu itu punya kemampuan untuk memutuskan secara benar dengan pengetahuan yang tepat tentang kontrasepsi,” pungkasnya.
Infografis COVID-19
Advertisement