Faktor Risiko Kanker Prostat Tidak Spesifik, Kenali Gejalanya

Sama seperti kanker lainnya, faktor risiko dari kanker prostat tidak spesifik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Sep 2020, 22:00 WIB
Kanker Prostat, webinar rumah sakit bunda (26/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta Kanker prostat menduduki peringkat keempat terbanyak di dunia menurut data WHO pada 2018. Kanker ini menyerang kelenjar prostat sebagai organ pada pria yang berfungsi memproduksi cairan semen untuk memperpanjang usia sperma.

Menurut Dr. Agus Rizal Ardy, Sp.U(K), Ph.D dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, pemeriksaan kanker prostat bisa dilakukan dengan colok dubur dan USG. Prostat yang normal memiliki permukaan halus ketika diraba, pada stadium awal mulai bisa teraba benjol atau bisa juga tidak.

“Yang sering terjadi adalah prostatnya membesar dan ada kankernya. Di stadium lanjut seluruh prostat sudah ditutupi oleh kankernya,” ujar Agus dalam webinar Rumah Sakit Bunda, Sabtu (26/9/2020).

Sama seperti kanker lainnya, faktor risiko dari kanker prostat tidak spesifik. Beberapa studi menyatakan banyaknya penemuan kanker prostat pada pria lansia membuat faktor usia dianggap sebagai salah satu peningkat faktor risiko.

“Kemudian di beberapa penelitian menyebutkan ras tertentu memiliki risiko kanker prostat yang lebih agresif. Tapi di penelitian terakhir dinyatakan bahwa ini tidak terjadi. Kemudian dikaitkan juga dengan faktor demografi, genetik, juga dikorelasikan dengan diet.”

Faktor diet dicantumkan karena ada penelitian di Italia yang menyebutkan tingkat kanker prostat di sana sangat rendah. Peneliti menemukan bahwa masyarakat Italia sering memakan tomat sehingga tomat dikatakan bisa mengurangi risiko kanker prostat karena tomat mengandung likopen yang merupakan antioksidan.

“Secara prinsip kita katakan bahwa hampir semua makanan sehat seperti buah dan sayur dapat menurunkan risiko terjadinya kanker prostat.”

Simak Video Berikut Ini:


Gejala Kanker Prostat

Gejala kanker prostat dapat ditandai dengan tersumbatnya saluran kencing. Jika kanker berukuran kecil, maka tidak akan memberikan sumbatan. Namun setelah membesar, kanker akan menutup saluran kencing dan di sana lah gejala timbul.

“Kalau sudah timbul gejala kita mesti hati-hati apakah sudah terjadi penutupan oleh kanker tersebut atau hanya pembesaran prostat jinak.”

Gejala yang dapat timbul juga seperti naiknya frekuensi ke kamar mandi untuk buang air kecil, pancaran urin lemah, terdapat darah saat ejakulasi, perlu melakukan dorongan untuk mengeluarkan urin, dan ada darah yang bercampur dengan urin.

“Yang sering juga terjadi adalah terbangun untuk berkemih. Jadi segala macam gangguan yang terjadi dalam berkemih setelah usia 50 tahun kita mesti memikirkan terlebih dahulu apakah ada kanker prostat dalam tubuh,” pungkasnya.


Infografis Kanker

Infografis Akar Bajakah dari Kalimantan Bisa Sembuhkan Kanker? (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya