Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak panik terhadap potensi gempa besar megathrust di Indonesia. Terlebih banyak yang salah paham terhadap kajian ilmiah tersebut.
"Kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah 'kagetan' setiap ada informasi potensi bencana," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan persnya, Minggu (27/9/2020).
Advertisement
Menurut dia, informasi potensi gempa megathrust yang dibuat para ahli sebenarnya ditujukan untuk upaya mitigasi. Namun, ada sebagian masyarakat salah memahaminya seolah bencana tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.
"Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam," jelas Daryono.
Karena itu, BMKG berharap, pola komunikasi seperti ini harus diperbaiki dan diakhiri. "Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus kita perbaiki dan akhiri," tutur Daryono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selalu Panik
Daryono mengakui, setiap ada informasi potensi gempa megathrust, masyarakat selalu panik. Hal ini sering kali terjadi dan terus berulang, pascabencana tsunami Aceh 2004.
"Gaduh akibat potensi gempa megathrust dan tsunaminya selalu muncul, setiap para ahli mengemukakan pandangan mengenai potensi gempa dan tsunami," tutur dia.
Untuk itu, masyarakat diminta memperbanyak bahan bacaan terkait potensi bencana sehingga tidak mudah panik. Selain itu, dia mengingatkan masyarakat membaca berita dari media massa secara utuh.
"Mari bersama kita akhiri kepanikan ini dan kini saatnya bersama-sama menata mitigasi," kata Daryono.
Gempa megathrust belakangan ramai menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Hal ini menyusul hasil dari sebuah riset ITB yang menyebut adanya potensi gempa megathrust di pulau Jawa sehingga memunculkan tsunami besar.
Advertisement