Liputan6.com, Jakarta - Menggendeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera (ESDM), New Energy Nexus Indonesia (Reenergize Indonesia), menggelar hackathon pertama di Indonesia dengan tema energi pintar dan energi terbarukan.
Hackathon online ini terbuka bagi individu maupun tim yang mempunyai solusi berbasis energi pintar dan terbarukan untuk menyelesaikan masalah di bidang kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hariyanto, mengatakan Indonesia membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif (startup) untuk mengembangkan model bisnis energi terbarukan yang dapat diimplementasikan di Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 atau setara dengan 834 juta ton. Sektor emisi sendiri menyumbang sekitar 50 persen atau 314 juta ton, salah satu upaya penurunannya melalui pemanfaatan energi tebarukan," kata Heriyanto melalui keterangannya, Senin (28/9/2020).
Ia menilai, investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut.
Hariyanto berharap, peran pemuda bisa meningkatkan kepedulian dan pengetahuan melalui pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di masa mendatang.
"Target bahwa pemerintah harus menurunkan emisi, bisa menjadi kesempatan, bagi hackathon untuk menjadi langkah rekomendasi terkait model bisnis EBTKE yang lahir dari pemuda Indonesia, startup, maupun pengusaha. Mereka juga bisa mulai melibatkan diri untuk menguraikan solusi EBTKE," ucapnya.
Dorong Perekomomian Berbasis Energi Bersih
Sementara, Diyanto Imam selaku Direktur Program New Energy Nexus Indonesia menuturkan pihaknya memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat.
"Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi berupa dukungan kepada wirausaha dan startup untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia,” ujar Diyanto.
Ia berharap program Hackathon Reenergize Indonesia dapat mengidentifikasi dan mendukung solusi yang tidak hanya dapat mengatasi emisi gas rumah kaca. Namun juga menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas maupun peluang ekonomi bagi jutaan penduduk Indonesia.
"Kami memastikan program dan inisiatif dari New Energy Nexus Indonesia juga searah dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 melalui penciptaan dan pengembangan startup energi terbarukan," imbuhnya.
Advertisement
Hadiah Total Rp 100 Juta
Lebih lanjut, Aditya Mulya, Manajer Program dari New Energy Nexus Indonesia menjelaskan pendaftaran secara daring dibuka sejak 24 September hingga 10 Oktober 2020.
"Salah satu persyaratan terpentingnya adalah pendaftar harus mengajukan proposal yang mendemonstrasikan solusi, inovasi, atau ide yang dapat memecahkan permasalahan secara relevan dengan salah satu challenge areas kami, yakni kesehatan masyarakat dan sanitasi, serta produktivitas," paparnya.
Aditya menjelaskan, sepuluh tim yang terseleksi akan mempresentasikan solusinya pada Demo Day dan mendapatkan bimbingan dari enam ahli di bidangnya untuk menajamkan inovasi yang mereka usung.
"Dalam penilaian, kami akan dibantu oleh lima orang juri dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk dari jaringan internasional kami. Salah satunya adalah Bapak Sudirman Said, Sekretaris Jenderal dari Palang Merah Indonesia,” ucap Aditya.
Pemenang hackathon akan meraih total hadiah sebesar Rp 100 juta dan mendapatkan akses ke program Smart Energy Incubation and Acceleration yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan startup energi pintar dan terbarukan.
(Isk/Ysl)