Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona membuat setiap sekolah saat ini masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online. Waktu orangtua untuk bersama anak pun makin banyak.
Bagi orangtua, kerepotan juga tak bisa dihindarkan. Selain harus mendampingi anak, orangtua juga harus bekerja.
Baca Juga
Advertisement
"Namun tetap saja, orangtua harus bisa mencetak anak unggul, terlepas saat pandemi maupun tidak," ujar psikolog anak, remaja, dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum dalam Virtual Media Briefing Tokopedia bertema Mencetak Anak Unggul dengan Cara Hidup Bijaksana dan Baik di Era PSBB, Senin, 28 September 2020.
Rosdiana menjelaskan, belajar online lebih sulit ketimbang belajar secara tatap muka di sekolah. Karena fokus anak terhadap pelajaran jadi berkurang.
"Karena kalau di sekolah, kegiatan anak lebih variatif. Mereka tidak hanya duduk dan belajar, mereka bisa mengambil pulpen sambil lari, ada waktu main di luar kelas, ada waktunya istirahat," ujar Rosdiana.
Sementara sekarang mereka duduk di depan komputer atau laptop, atau juga memegang ponsel agar mereka bisa mengikut pelajaran. Akhirnya, orangtua yang harus mendampingi dan mengikuti pelajaran serta buat tugas, seperti prakarya.
Selain itu, keinginan anak untuk bertemu teman pun cukup besar. Saat ini mereka hanya berkomunikasi lewat telepon. Oleh karena itu, orangtua punya banyak tantangan menghadapi anak belajar online.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cara agar Anak Fokus
Rosdiana Setyaningrum mengatakan setiap tantangan tersebut harus dijalani. Karena pilihannya hanya ada dua, yaitu menghadapi tantangan itu agar menjadi orang yang lebih baik, atau kalah dengan tantangan itu.
"Jadi, kita harus berusaha bagaimana kita supaya bisa menang melawan tantangan ini. Khusus untuk anak-anak, ada beberapa usulan," kata Rosdiana.
Tantangan itu, orangtua harus mengatur suasana seperti di kelas. Ada orangtua yang membuat ruangannya seperti kelas, bisa juga dengan menggunakan pojok ruangan.
"Taruh di situ papan tulis, kursi, meja, anak jadi belajar di situ. Otak kita itu bekerja sesuai dengan kebiasaan," ujar Rosdiana.
Ia mencontohkan, kalau pakaian anak antara atas dan bawah lain, maka otak akan menjadi bingung. Jadi, anak sebaiknya mengenakan pakaian seperti di sekolah.
"Kalau tidak, makanya fokus anak menjadi lebih sulit. Jadi, setting-nya harus seperti di kelas," tutur Rosdiana.
Selain itu, biarkan anak bergerak lebih dulu sebelum memulai pelajaran. Anak-anak itu harus bergerak agar fokus. Semakin dia diam, maka bisa membuat mereka tidak fokus.
"Jadi guru susah, lho, karena anak belajar itu ada tekniknya dan kita tidak belajar. Tapi kita tak perlu berkecil hati jika tak bisa mengajari anak-anak. Diskusikan saja dengan gurunya, apa yang sebaiknya orangtua lakukan untuk membantu bila ada pelajaran yang kurang dimengerti oleh anak," imbuh Rosdiana.
Advertisement