Selama Pandemi, Transaksi Kartu ATM dan Kredit Turun 18,9 Persen

Penggunaan transaksi dengan kartu ATM dan kartu kredit di masa pandemi mengalami penurunan

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2020, 11:20 WIB
Ilustrasi Kartu Kredit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan transaksi dengan kartu ATM dan kartu kredit di masa pandemi mengalami penurunan. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan transaksi kartu debit dan kartu kredit mengalami penurunan sebesar 18,9 persen.

"Penggunaan ATM dari kartu debit dan kartu kredit turun 18,9 persen," kata Perry dalam Webinar bertajuk Traditional Banks VS Challenger Bank, Jakarta, (29/9/2020).

Sementara itu, berbagai pelayanan bank melalui sistem digital mengalami peningkatan. Transaksi transfer, simpanan dan lainnya maik 37,8 persen. Penggunaan uang elektronik juga ikut naik hingga 65 persen.

"Bisnis digital banking ini sekarang semakin tinggi," ujar Perry.

Bos Bank Indonesia ini menilai digitalisasi merupakan sistem yang perlu dijawab industri perbankan dengan transformasi. Transformasi ini juga harus diiringi dengan model bisnis yang sesuai dengan sistem digitalisasi yang berkembang dengan cepat.

"Transformasi yang kita bawa untuk model bisnis secara cepat dengan digitalisasi," kata dia.

Pada akhirnya, kata Perry dibalik pandemi Covid-19 ini digitalisasi menjadi pilihan model bisnis yang semakin diminati masyarakat. Model bisnisnya harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang saat ini memiliki keterbatasan dalam beraktivitas sosial.

Keterbatasan mobilitas masyarakat ini yang harus menjadi kesempatan industri perbankan. Kesempatan untuk memberikan pelayanan yang didukung prevalensi transaksi perbankan dan keuangan digital.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Transaksi Kartu ATM, Debit dan Kredit Anjlok 24 Persen di Mei 2020

Ilustrasi Foto Kartu Kredit (iStockphoto)

Uang kartal yang diedarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Juni 2020 tumbuh 2,34 persen atau sebesar Rp 744,9 triliun. Sejalan, transaksi kartu ATM, debit, kredit, dan uang elektronik juga turun. Kondisi ini disebabkan menurunnya aktivitas ekonomi pada kuartal II 2020.

"Pertumbuhan Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) pada Juni 2020 tercatat 2,34 persen (yoy) sehingga menjadi sebesar Rp 744,9 triliun," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2020).

Hal yang sama juga terjadi pada transaksi non-tunai menggunakan ATM, kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik. Pada bulan Mei 2020 mengalami penurunan 24,46 persen (yoy).

Namun kata Perry, bila dipilah lebih rinci, transaksi uang elektronik dan volume transaksi digital banking pada Mei 2020 tumbuh cukup tinggi. Transaksi uang elektronik tumbuh 17,31 persen (yoy) dan transaksi digital banking sebesar 30,33 persen (yoy).

Demikian pula, elektronifikasi penyaluran program bantuan sosial Pemerintah Pusat dan elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah Daerah. Keduanya berkembang pesat sejalan dengan program digitalisasi sistem pembayaran Bank Indonesia.

"Perkembangan positif ini menunjukkan akseptasi transaksi ekonomi dan keuangan masyarakat secara digital semakin meningkat di tengah pandemi Covid-19," kata Perry.

Ke depan, Bank Indonesia terus mempercepat implementasi cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Ini dilakukan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan keuangan digital di era kenormalan baru. 

Bank Indonesia (BI) juga akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Agar bisa mendukung penyaluran bantuan sosial nontunai dalam rangka pemulihan ekonomi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya