Bank Dunia Sebut Ekonomi Indonesia Bisa Minus 2 Persen di 2020

Bank Dunia merilis Laporan Ekonomi untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Sep 2020, 11:40 WIB
Gedung bertingkat mendominasi kawasan ibu kota Jakarta pada Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia merilis Laporan Ekonomi untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober, From Containment to Recovery, Selasa (29/9/2020). Dalam laporannya, Bank Dunia menyebut bahwa ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh negatif 1,6 persen (baseline) pada tahun 2020.

Dalam skenario terburuk (low case), pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus hingga 2 persen. Prediksi tersebut tercantum dalam tabel yang disajikan Bank Dunia dalam laporannya.

Bank Dunia juga telah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,4 persen tahun 2021 mendatang (baseline). Namun dalam skenario terburuk, pertumbuhannya mungkin hanya 3 persen saja (low case).

Menurut Bank Dunia, Covid-19 telah mengakibatkan triple shock bagi Kawasan Asia Timur dan Pasifik yang sedang berkembang. Guncangan tersebut berasal dari pandemi Covid-19 itu sendiri, dampak upaya pembatasan terhadap perekonomian dan gaung resesi global yang diakibatkan oleh krisis.

"Pengambilan tindakan secara cepat akan diperlukan untuk memastikan bahwa pandemi ini tidak menghambat pertumbuhan dan meningkatkan kemiskinan di tahun-tahun mendatang," demikian dikutip dalam laporan Bank Dunia.

Adapun, kegiatan ekonomi domestik sudah mulai bangkit di beberapa negara yang melakukan pembatasan penyebaran virus. Kendati, Kawasan Asia Timur dan Pasifik masih bergantung pada kondisi global.

"Kawasan ini secara keseluruhan diharapkan untuk mengalami pertumbuhan sebesar hanya 0,9 persen pada tahun 2020, terendah sejak tahun 1967," tulis Bank Dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pulih di 2021

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020). Jokowi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang pembentukan Tim Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL)

 Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 akan kembali turun. Dia memperkirakan perekonomian tumbuh negatif 3 persen sampai negatif 1 persen.

"Kuartal III kira-kira 1 minggu lagi diperkirakan outlook pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga adalah minus 3 sampai minus 1," kata Airlangga dalam Konferensi Pers tentang Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Rakorpim PC-PEN) di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).

Sehingga, outlook pada akhir tahun diperkirakan pertumbuhan ekonomi minus 1,7 persen sampai positif 0,6 persen.Meski begitu, Airlangga optimis pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali pulih di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

"Outlook akhir tahun minus 1,7 sampai positif 0,6 persen," sambungnya.

Hanya saja, kondisi ini bergantung pada kesediaan vaksin dari Covid-19. Sebab Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk 270 juta orang. Sehingga vaksin yang disediakan juga harus setara dengan jumlah penduduknya.

"Tentu ini tergantung hasil ketersediaan vaksin seperti yang direncanakan oleh pemerintah," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya