Liputan6.com, Jakarta - Netizen Indonesia ramai-ramai menyerang Instagram Vanuatu (@vanuatuislands). Serangannya pun tidak dalam bentuk argumentasi, melainkan komentar rasis, seksis, cabul, menghina budaya, dan kemiskinan di negara pasifik tersebut.
Masalah bermula dari komentar Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman di Sidang Umum PBB ke-75. Dalam pidatonya, ia meminta Indonesia agar mengizinkan Komisaris HAM PBB untuk masuk provinsi Papua Barat.
Baca Juga
Advertisement
Perwakilan Indonesia di PBB lantas membalas Vanuatu dengan menyebut negara itu punya obsesi tak sehat (unhealthy obssession), tidak tahu apa-apa (ignorant), memalukan (shameful), ikut campur negara lain, serta menyindir pihak yang berlagak mendukung HAM (artificial human rights concerns).
Hal itu menjadi viral di media sosial. Sejumlah netizen Indonesia ikut menyerang media sosial Vanuatu, seperti di akun Instagram @vanuatuislands yang mempromosikan travel di Vanuatu.
Pada foto yang menampilkan wanita-wanita Vanuatu sedang menari di laut, netizen ramai-ramai meledek para wanita dan tarian tersebut. Komentarnya turut menghina fisik.
"Mereka manusia atau ikan," ujar seorang netizen.
"Hahaha, dasar miskin," kata netizen lain. Masih banyak lagi komentar yang lebih parah.
Ada komentar-komentar lain yang meledek baju tradisional Vanuatu yang dianggap seperti tikar. Cukup banyak komentar dari netizen Indonesia yang meledek kondisi ekonomi dan budaya Vanuatu.
Foto anak-anak pun tak luput dari serangan netizen. Ada sejumlah komentar yang menyebut "kurang gizi" hingga menyebut Vanuatu adalah negara miskin "sampe pabrik baju aja ga ada." Bahkan, ada pula komentar yang memakai n-word.
Saat ini, akun Vanuatu telah membatasi pemberian komentar di Instagram mereka.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kemlu Minta Netizen Berhenti Menyerang
Pihak Kementerian Luar Negeri menyebut tidak mendukung komentar netizen yang rasis. Kemlu mengkritik ucapan yang dianggap sudah tidak proporsional.
"Kalau memang ternyata benar ada serangan netizen yang berlebihan dan tidak proporsional, ada baiknya dihentikan karena bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang mempersoalkan perbedaan ras," ujar (Plt.) Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Selasa (29/9/2020).
Faiza lantas mengingatkan bahwa Indonesia sendiri merupakan bangsa yang memiliki beragam ras.
"Kita toh terdiri dari banyak suku bangsa dan ras," tegasnya.
Advertisement