Liputan6.com, Jakarta Perkuliahan Tahun Akademik 2020/2021 di Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung berlangsung pada 14 September 2020, termasuk mahasiswa program studi D3 Teknologi Metalurgi.
Tahun ini PEP Bandung menerima 30 orang mahasiswa untuk program studi Teknologi Metalurgi. Antusias pun terlihat walaupun perkuliahan dilaksanakan secara virtual melalui zoom. Layaknya program studi lain di, Teknologi Metalurgi menawarkan mata kuliah yang tentunya menarik untuk dipelajari karena banyak banyak masyarakat umum yang masih awam dengan kata metalurgi.
Advertisement
Pada semester satu, mahasiswa diajarkan mata kuliah Pengantar Metalurgi. Menurut dosen pengampu mata kuliah pengantar metalurgi tersebut yaitu Imelda Hutabarat, metalurgi mempunyai prospek yang sangat bagus dan bidangnya yang luas yaitu mengolah produk hasil tambang hingga menjadi logam.
Kemudian dari logam ke industri manufaktur menjadi paduan (alloy) hingga menjadi material baru yang dibutuhkan oleh industri yang saat ini sangat berkembang. Ilmu metalurgi sebenarnya sangatlah luas jika dipelajari. Namun di PEP Bandung adalah metalurgi ekstraktif yaitu keilmuan dari metalurgi yang mempelajari bagaimana mengolah hasil tambang yang diproduksi oleh industri pertambangan atau dari penambangan yang berupa material dari ROM (Run-of-mine).
Lalu diproses melalui proses pengolahan yang terdiri dari crushing, grinding hingga didapat konsentrat dengan kandungan mineral logam yang tinggi, sehingga siap masuk ke industri ekstraktif, baik peleburan yang menggunakan panas ataupun menggunakan larutan yaitu proses pelindian seperti yang dilakukan pada perusahaan pertambangan di Indonesia seperti PT. Bumi Suksesindo Banyuwangi, PT. Batutua Tembaga Raya, PT. ANTAM Pongkor.
Untuk peleburan di Indonesia sudah sangat berkembang mulai dari PT. Timah, Tbk Bangka, PT. Vale Indonesia, PT. Antam Pomala hingga didapatkan logam dasarnya bahkan dengan kemurnian tertentu bahkan hingga sampai kemurnian 99,99% seperti timah dan diharapkan logam-logam lain juga dapat diproses hingga menjadi logam dasarnya seperti tembaga, emas dan sebagainya.
Harapannya dengan adanya Program Studi Teknologi Pertambangan maka industri metalurgi khususnya untuk hilirisasi pertambangan di Indonesia dapat maju dan dan berkembang didukung dengan SDM yang kompeten dari sisi pengetahuan dan keterampilan dan sikap untuk siap masuk ke industri metalurgi di Indonesia.
Masa pandemi merupakan suatu tantangan baru khususnya pada pendidikan vokasi yang lebih mengedepankan praktik. Walaupun kegiatan perkuliahan semua dilakukan secara online, PEP Bandung terus berupaya untuk mengatasi praktik di masa pandemi ini dengan praktik secara daring dengan melakukan latihan-latihan maupun tugas yang tentunya dengan bimbingan.
Diharapkan setelah pandemi berakhir kegiatan praktikum dapat dilakukan di perusahaan-perusahaan metalurgi di seluruh Indonesia.
(*)