Militer Filipina Bantah Kelola Akun Facebook Penyebar Hoaks

Facebook menutup akun-akun yang menyebar hoaks, karena mereka menunjukkan perilaku tidak otentik dan terkoordinasi yang bertujuan mempengaruhi politik di Asia dan Amerika.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 01 Okt 2020, 09:32 WIB
Ilustrasi tentang Facebook. (Sumber Pixabay/geralt via Creative Commons)

Liputan6.com, Hanoi - Pihak kepolisian dan militer Filipina telah membantah tuduhan yang menyebut mereka mengelola beberapa akun Facebook untuk menyebarkan hoaks atau kabar bohong. Mereka mengedepankan kebenaran dan berniat membrantas hoaks.

Mengutip dari Antara, Facebook menutup akun-akun yang menyebar hoaks, karena mereka menunjukkan perilaku tidak otentik dan terkoordinasi yang bertujuan mempengaruhi politik di Asia dan Amerika.

Pihak Facebook menutup jaringan berisi sejumlah akun palsu yang berasal dari China dan Filipina. Beberapa akun mengunggah konten berisi dukungan untuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan putrinya, yang berpotensi maju pada pencalonan presiden pada 2022.

Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) lewat pernyataan terpisah mengatakan akun Facebook resmi mereka masih aktif. Keduanya mengatakan mereka akan terus menyebarkan informasi yang “benar” dan sesuai dengan “kode etik siber”.

"Seluruh komentar dan opini dari anggota, asosiasi, dan kelompok tertentu yang tidak terkait langsung dengan kegiatan lembaga dianggap tidak resmi dan tidak sesuai izin oleh kepolisian," kata Kepolisian Nasional Filipina.

Kurang dari 3.000 orang di Amerika Serikat terlibat dalam kegiatan penyebaran berita bohong lewat akun Facebook, sementara lebih dari 100.000 pengguna ada di Filipina, kata Facebook.

Sejumlah akun Facebook di Filipina, yang dikelola oleh identitas palsu, juga mengkritik Rappler, grup media independen yang kerap menjadi target persekusi pemerintahan Duterte.

Juru bicara presiden, Harry Roque, lewat pernyataan tertulis mengatakan pemerintah tidak akan langsung bereaksi terhadap langkah Facebook itu.

"Kami justru mengedepankan kebenaran dan berusaha menghapus disinformasi, kabar hoaks, dan ujaran kebencian," kata Roque.

 

Load More

Komentar Militer Filipina

Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)

Sementara itu, pihak militer akan membaca terlebih dahulu laporan dari Facebook. Juru bicara militer, Edgard Arevalo, mengatakan mereka akan bertemu dengan perwakilan Facebook, Rabu, untuk membahas laporan tersebut.

"AFP memegang teguh kebenaran dan akuntabilitas jejaring dan pengelola akun media sosial begitu juga dengan konten yang diunggah di laman, halaman, dan akun kami,” kata pihak militer.

Kedutaan Besar China di Manila dan anak perempuan Duterte, Sara, belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan. (antara)

 


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya