Liputan6.com, Malang - General Manager Arema FC Ruddy Widodo heran Polri tidak memberikan izin digelarnya Shopee Liga 1 2020. Sebab, kompetisi akan bergulir tanpa kehadian penonton.
Ruddy Widodo menilai tidak diizinkannya Shopee Liga 1 terjadi kareka kesalahpahaman antara pihak kepolisian dengan PSSI dan PT LIB.
Advertisement
Polri tidak memberi izin terkait keramaian untuk melanjutan kompetisi karena dikhawatirkan akan menimbulkan klaster baru Covid-19.
Ruddy juga menambahkan kalau dalam lanjutan kompetisi ini, sudah dilakukan protokol kesehatan yang ketat dan menerapkan peraturan yang ketat terhadap supporter yang datang ke arena.
“Harusnya tak ada kekhawatiran muncul klaster sepak bola, toh laga lanjutan Liga 1 2020 ini digelar tanpa penonton. Protokol kesehatan pun diberlakukan secara ketat. Kalau ada suporter yang nekat datang ke stadion, maka klub yang bersangkutan langsung kalah WO. Seperti itu masa Pilkada diizinkan, tetapi Liga 1 tidak,” kata Ruddy di laman Wearemania.
Saksikan Video Arema FC Berikut Ini
Sempat Kaget
Ruddy sempat kaget kalau lanjutan Shopee Liga 1 tidak mendapatkan izin dari kepolisian. Padahal persiapan pemain dan tim serta koordinasi sudah disiapkan sejak lama dan sudah mencapai hampir 100 persen jelang kick-off kompetisi yang diharuskan dimulai 1 Oktober 2020.
“Saya sempat kaget, karena sebenarnya kompetisi ini sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari oleh PSSI, PT LIB dan klub. Dari yang awalnya cuma enam klub yang setuju dilanjutkan, hingga akhirnya 18 klub berkomitmen untuk terus berkompetisi. Bahkan, saat ini sudah sampai pada tahap swab test yang dijalani klub, kok mendadak ada hal yang seperti ini,” kata Ruddy Widodo.
Advertisement
Solusi Terbaik
Ruddy Widodo berharap pihak yang terkait yaitu kepolisian, PSSI serta PT LIB dapat menemukan solusi terbaik untuk kelanjutan kompetisi Liga 1.
“Mudah-mudahan dengan komunikasi yang lebih intens maka ada solusinya. Kalau soal covid-19, Presiden RI sudah membentuk Satgas Covid-19, yang punya gerakan hidup berdampingan dengan covid-19. Di segala bidang, termasuk sepak bola, asal diproteksi dengan protokol kesehatan ketat. Mereka saja mengizinkan, bahkan menjadikan 18 klub ini sebagai brand ambassador, bagaimana sepak bola bisa digelar dengan aman di tengah pandemi,” tandasnya.
Penulis: Ray Kevin Agape