Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantuan modal kerja Rp 2,4 juta kepada pedagang kecil di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa 29 September 2020. Bantuan tersebut diberikan kepada para pelaku UMKM seperti pedagang asongan, pedagang rumahan hingga pedagang kaki lima (PKL).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menuturkan, pandemi Covid-19 memang telah memukul seluruh kegiatan usaha, baik di tingkat nasional maupun dunia.
Advertisement
"Tidak hanya yang kecil tidak hanya yang mikro. Yang menengah yang gede semuanya juga pada posisi yang sama, kesulitan semuanya," kata Jokowi dalam siaran video yang ditayangkan Sekretariat Presiden, Selasa (29/9/2020).
Namun demikian, ia tetap meminta kepada seluruh pelaku usaha agar tetap bekerja lebih keras lagi selama pandemi ini. Jokowi pun memproyeksikan vaksin virus corona dapat segera masuk ke Indonesia pada akhir tahun ini.
"Oleh sebab itu dalam kondisi seperti ini yang paling penting sekali lagi semangat kerja jangan turun. Dan kita harapkan Insya Allah nanti di bulan Desember (2020) sudah mulai vaksin masuk," ujarnya.
Jika rencana tersebut sukses direalisasikan, dia berharap kondisi kesehatan dan perekonomian negara dapat berangsur pulih mulai tahun depan. Maka dari itu, Jokowi pun meminta kepada para pengusaha kecil agar tetap hemat dan memanfaatkan bantuan pemerintah sebaik mungkin.
"Bapak/Ibu (pedagang) sekalian jangan sampai kehilangan momentum. Artinya pada saat sudah normal malah modal kerjanya sudah enggak ada. Ini yang harus betul-betul dihitung betul bahwa yang namanya usaha itu pasti naik turun," imbuhnya.
"Jadi sekali lagi semangat kerja jangan sampai kendor, kemudian pertahankan agar usaha bapak/ibu sekalian jangan sampai tutup, jangan sampai rugi. Untung sedikit enggak apa-apa tapi jangan sampai pada kondisi tutup. karena begitu tutup itu nanti untuk memulai lagi pada kondisi normal di awal tahun depan itu akan lebih sulit lagi," tandas Jokowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Janji Jokowi Soal Vaksin Covid-19 Dongkrak Investasi Pasar Modal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengkampanyekan penemuan vaksin Covid-19 yang target selesai diproduksi pada Desember 2020-Januari 2021. Dalam berbagai kesempatan, ia pun berjanji bakal melakukan penyuntikan massal kepada seluruh masyarakat Indonesia jika antivirus tersebut berhasil dibuat.
Iklan vaksin Covid-19 yang dibawakan Jokowi itu ternyata dinilai membawa secercah harapan pada berbagai kegiatan bisnis yang sempat terpuruk pada masa awal pandemi, salah satunya investasi di pasar modal.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, janji vaksin tersebut sebelumnya telah terbukti berhasil mendongkrak harga saham dua emiten farmasi, yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
"Pasti pengaruh. Mungkin pasar saham sudah mendiskon itu sebagian besar. Sekarang kita hanya berani ekspektasi bahwa vaksinnya ketemu," kata Hans Kwee saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (29/8/2020).
"Diskon ini maksudnya laporan keuangan jelek, tapi kok pasar saham naik? Karena di masa depan orang ekspektasi bakal ketemu vaksin, kemudian ada untung, bisa laba, sehingga harga sahamnya naik. Faktor itu yang sudah terjadi," dia menambahkan.
Hans kemudian membuat perbandingan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini telah sukses melonjak dari titik terendah di level 3.900 pada Maret 2020 menjadi sekitar 5.300. Menurutnya, iklan vaksin Covid-19 bukan hanya berdampak positif ke emiten di bidang farmasi saja.
Sebagai catatan, pada sesi penutupan IHSG di Jumat (28/8/2020) kemarin, daftar saham yang menguat paling tajam (top gainers) berasal dari berbagai macam sektor berbeda. Seperti PT Sentral Mitra Informatika (LUCK) yang merupakan perusahaan penyedia jasa teknologi informasi.
Kemudian PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sebagai emiten konstruksi Grup Astra, lalu PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dari pertambangan batubara.
"Jadi yang ada sekarang kita sudah mendiskon bahwa vaksin Covid-19 seolah-olah ketemu, sehingga pasar sahamnya sudah naik duluan," ujar Hans.
Advertisement
Janji Jokowi: Suntik Vaksin Covid-19 ke Seluruh Warga Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka kemungkinan akan terciptanya vaksin penangkal virus corona atau Covid-19. Dia memproyeksikan vaksin Covid-19 itu bisa diproduksi pada kurun waktu antara Desember 2020 dan Januari 2021.
Setelah berhasil diproduksi, Jokowi berjanji akan langsung menyuntikan vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dia pun percaya segala masalah yang diakibatkan wabah virus corona bisa terselesaikan dengan vaksinasi, termasuk jeratan ekonomi yang kini menimpa banyak orang.
"Kita harapkan nanti, Insya Allah di bulan Desember/Januari, begitu vaksinnya jadi dan diproduksi, langsung semuanya divaksin, disuntik vaksin, vaksinasi, itu problem akan mulai selesai. Dan kita Insya Allah kembali pada posisi yang normal," katanya dalam peluncuran program subsidi gaji Rp 2,4 juta tahap pertama di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Adapun janji itu diberikannya setelah ia mendengar curhatan salah seorang perawat wanita di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta. Perawat tersebut menangis terisak di hadapan Jokowi lantaran kesulitan ekonomi yang dihadapinya selama masa pandemi ini.
Mendengar cerita tersebut, Jokowi menyatakan, pemberian bantuan subsidi gaji Rp 2,4 juta akan menyasar banyak tenaga kerja formal bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi, termasuk pekerja honorer.
"Hari ini semuanya saya kira komplit. Ada pekerja honorer, termasuk guru honorer, petugas pemadam kebakaran, karyawan hotel, tenaga medis perawat ada, petugas kebersihan ada. Karyawan hotel ada. Ya komplit. Siapapun yg membayar iuran BPJS ketenagakerjaan secara aktif sampai Juni, itu yang diberikan," tuturnya.
Jokowi pun mengutarakan, pemerintah sudah berkomitmen untuk mengeluarkan berbagai bentuk stimulus ekonomi kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan begitu, ia berharap kondisi ekonomi nasional bisa segera pulih kembali.
"Kita harapkan, dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli meningkat, dan ekonomi kembali ke posisi normal," ujar Jokowi.