Liputan6.com, Malang - Pertanian di tengah perkotaan atau urban farming bisa menjadi solusi masa pandemi Covid-19. Memperkuat ketahanan pangan sekaligus jadi penghasilan tambahan di tengah situasi perekonomian yang tak menentu.
Apalagi lahan pertanian setiap tahun semakin menyusut. Kota Malang misalnya, luas lahan pertanian di kota ini hanya tersisa sekitar 1.104 hektare. Bagi masyarakat perkotaan, lahan kosong dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan konsep urban farming.
Baca Juga
Advertisement
Sejauh ini sudah ada beberapa kampung di Kota Malang menerapkannya. Inisiatif warga sekaligus menjadikan sebagai tema kampung mereka. Misalnya, Glintung Water Street dengan budidaya sayur sampai ikan air tawar atau Kampung Jahe Merah Mulyorejo.
Pemkot Malang mendorong munculnya urban farming di 20 titik baru. Salah satu cara merealisasikannya, melatih para pemuda untuk memanfaatkan sejengkal lahan kosong di sekitar tempat tinggalnya.
"Meningkatkan ketahanan pangan sekaligus membuat lingkungan lebih asri," kata Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Selasa, 29 September 2020.
Sekitar 120 pemuda perwakilan dari lima kecamatan diarahkan budidaya sayur dan tanaman buah. Mereka diberi pemahaman keuntungan menerapkan pertanian di lahan kosong itu. Bahkan, jadi peluang usaha baru bila hasilnya berlimpah dan diserap pasar dengan baik.
"Hari ini diberi pelatihan berupa materi. Setelah itu diajak praktik bercocok tanam langsung," ujar Ida Ayu.
Serta dibantu perangkat kelurahan untuk pengawasan usai pelatihan. Agar urban farming benar – benar bisa dijalankan. Jadi salah satu solusi ketahanan pangan dan perekonomian warga pada masa pandemi.