Vitamin D Baik untuk Kesehatan, Tapi Ketahui 4 Risiko Jika Berlebihan Mengkonsumsinya

Keracunan vitamin D yang dikenal dengan hypervitaminosis D disebabkan karena tingginya asupan suplemen vitamin D.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 04 Okt 2020, 12:00 WIB
ilustrasi vitamin/pexels/polina tankilevitch

Liputan6.com, Jakarta Matahari adalah sumber vitamin D terbesar, yang tersedia secara melimpah bagi kita. Meski begitu, sebagian besar orang kekurangan mineral esensial ini, sehingga mereka mengandalkan suplemen untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehari-hari. Proses penumpukan nutrisi ini menyebabkan keracunan vitamin D.

Vitamin D diperlukan untuk mengatur jumlah kalsium dan fosfat dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti kehilangan tulang, otot lemah, rakhitis dan osteoporosis. Untuk mencegah penyakit ini, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin D harian.

Vitamin D2 dan Vitamin D3 adalah dua suplemen Vitamin D. D2 yang umumnya tersedia pada tumbuhan, sedangkan D3 diproduksi sebagai respons terhadap paparan sinar matahari dan ditemukan dalam produk hewani.

D3 dianggap lebih baik dibandingkan dengan D2, tetapi asupan nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan toksisitas atau keracunan vitamin D.

Keracunan vitamin D yang dikenal dengan hypervitaminosis D disebabkan karena tingginya asupan suplemen vitamin D.

Ini terjadi karena hormon mengontrol penyerapan vitamin D dari matahari, dan jumlah nutrisi yang ada dalam makanan terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya.

Sama seperti rendahnya asupan vitamin D yang berdampak buruk bagi kesehatan, terlalu banyak vitamin D di dalam tubuh juga bisa berbahaya.

Adapun saran penyajian vitamin D adalah 600 unit internasional (IU) per hari untuk dewasa muda dan 800 IU per hari untuk orang dewasa di atas 70 tahun.

Jika kadarnya naik di atas 150 nanogram per milliliter (375 nmol/l) saja, dampaknya bisa meracuni tubuh Anda. Berikut ini adalah 4 efek samping paling umum akibat keracunan vitamin D, dilansir dari TimesofIndia.

1. Keropos tulang

Asupan vitamin D cukup penting untuk kesehatan tulang. Tetapi terlalu banyak nutrisi ini dalam tubuh dapat menyebabkan rendahnya kadar vitamin K2 dalam darah.

Vitamin K2 juga memiliki peran utama dalam menjaga kesehatan tulang. Untuk menghindari keropos tulang, suplemen vitamin D harus dikonsumsi dalam jumlah normal.

2. Mual dan muntah

Mual dan muntah adalah gejala umum keracunan vitamin D lainnya, yang juga disebabkan karena tingginya kadar kalsium dalam darah. Namun, gejala ini tidak umum dialami oleh semua orang yang mengalami kadar kalsium tinggi dalam darah.

 

Simak Video Berikut Ini:


3. Kadar kalsium tinggi dalam darah

Ilustrasi Ginjal Manusia Credit: pexels.com/pixabay

Terlalu banyak vitamin D dalam tubuh dapat meningkatkan jumlah kalsium dalam darah. Dampaknya yaitu menyebabkan pengendapan kalsium pada jaringan dan kulit sekaligus mempengaruhi tulang.

Tekanan darah tinggi, pengeroposan tulang, kerusakan ginjal, kelelahan dan pusing biasa terjadi beriringan dengan tingginya kadar kalsium dalam darah.

4. Gagal ginjal

Vitamin D dosis tinggi dalam darah juga akan memberikan tekanan yang tidak perlu pada ginjal. Ginjal yang normalnya bertugas mengeluarkan limbah dari tubuh, namun endapan vitamin D yang berlebihan dapat membuat mereka bekerja lebih keras dan seiring waktu merusaknya.

Maka dari itu, usahakan asupan vitamin D secukupnya, lebih baik jika berasal dari sumber alami seperti matahari dan makanan. Jika kadar Vitamin D dalam tubuh Anda terlalu rendah, Anda mungkin memerlukan suplemen.

Namun, jangan mengonsumsi suplemen tanpa berkonsultasi dengan dokter dan terus mengonsumsinya dengan dosis perkiraan Anda. Sebagaimana kata pepatah, setiap hal yang berlebihan tidak ada yang berujung dengan baik, termasuk bagi kesehatan Anda.


Banner Infografis Mini Lockdown ala Jokowi.

Banner Infografis Mini Lockdown ala Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya