Ellie Goldstein Bangga Jadi Model Down Syndrome Pertama yang Jadi Cover Majalah Glamour

Ellie Goldstein, model remaja disabilitas yang sempat muncul di majalah Gucci, kini tampil di cover depan Majalah Glamour Inggris untuk edisi bulan September.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Okt 2020, 10:00 WIB
Ellie Goldstein. foto dok, instagram @elliejg16_zebedeemodel

Liputan6.com, Jakarta Ellie Goldstein, model remaja disabilitas yang sempat muncul di majalah Gucci, kini tampil di cover depan Majalah Glamour Inggris untuk edisi bulan September. Hal ini membuatnya bangga karena ia menjadi yang difabel pertama yang mendobrak industri fesyen.

"Saya benar-benar kagum, terkejut, dan bangga berada di sampul depan Glamour. Saya ingin mewakili semua orang dengan disabilitas dan menunjukkan diri saya kepada dunia," kata Ellie, seperti dikutip Glamour Magazine.

Ellie menetapkan misinya ini setelah dia didiagnosis dengan down syndrome saat lahir pada 2001 silam. Saat bersekolah di taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah umum di Ilford, Essex, Ellie mengembangkan kecintaannya pada tari dan drama.

Lalu ia muncul dalam produksi di Royal Albert Hall dan The Royal Opera House sejak usia 5 tahun dan di beberapa iklan TV dari usia 15 tahun termasuk Nike, Hotter Shoes dan National Citizen Service, Ellie membuktikan bahwa dia bisa melakukan apa saja. Pada usia 15, Ellie mengalihkan perhatiannya ke dunia model. Ia menandatangani kontrak dengan Zebedee Management, sebuah agensi yang mewakili model dengan disabilitas dan penampilan alternatif.

Ellie berharap dapat menggunakan platformnya untuk menunjukkan kepada penggemarnya dan 43 ribu pengikut di Instagram bahwa tidak ada batasan pada apa yang dapat mereka capai.

Awal karir Ellie tentu membutuhkan perjuangan juga. Saat Ellie melihat agensi Zebedee Management di TV sebagai agen model untuk orang-orang dengan disabilitas, ia mendaftar syuting. Ellie dibawa ke kapal dan pekerjaan pertamanya adalah dengan Superdrug untuk kampanye Natal mereka pada tahun 2018, kata Ellie kepada GLAMOR. Kemudian ia bekerja dengan Nike untuk Piala Dunia wanita dan National Citizen Service.

"Saya senang bisa menginspirasi begitu banayk orang dan membantu Zebedeus memimpin Revolusi Inklusi," kata Ellie kepada GLAMOR.

 

Load More

Simak Juga Video Berikut Ini:


Desainer favorit Ellie

Adapun desainer favorit Ellie adalah Gucci, Chanel dan Louis Vuitton karena ia menyukai desain dan warna yang mereka gunakan.

Ellie sendiri tidak keberatan dengan orang-orang yang menggunakan istilah disabilitas. Beberapa orang tidak peduli tentang down syndrome tetapi ketika mereka berbicara dengan saya dan melihat kepribadian saya, mereka mengubah cara pandangnya terhadap saya dan mungkin juga kepada orang lain yang juga memiliki keterbatasan.

"Setiap orang berbeda. Beberapa reaksi awal dari orang-orang adalah bahwa mereka mengajukan pertanyaan kepada ibu atau ayah saya tentang saya seperti usia," kata Ellie. Ibunya hanya menanggapi mereka dengan "tanya Ellie lansung!"

Amy, kakaknya Ellie yang terpaut 8 tahun juga turut serta berperan dalam memengaruhi Ellie dengan menunjukkan mode dan make up dan selalu memastikan Ellie terlihat cantik. Amy juga selalu mengajaknya berbelanja dan melakaukan banyak hal bersama. Amy juga yang memilihkan banyak pakaian untuk Ellie bahkan hingga kini. Amy selalu mendukung apapun yang ingin Ellie lakukan. "Saya sangat senang di dekatnya dan teman-temannya," kata Ellie yang menjadikan Amy sebagai panutannya.

Beruntung, Ellie berada di lingkungan yang masyarakatnya menerima dirinya seutuhnya. Ellie menyadari bahwa ia menyukai tarian dan drama dan senang menjadi pusat perhatian. "Saya ingin menjadi terkenal ketika saya besar nanti sehingga saya dapat dilihat dan ketika saya berada di depan kamera di situlah saya paling bahagia. Saya ingin berada di majalah dan TV," kata Ellie kepada GLAMOR.

Menurut pengakuan Ellie, ia belum pernah menemukan sesuatu yang negatif dalam industri fashion. Ia bergal dengan semua orang karena mereka juga menyukainya. Namun tak jarang ia menemukan orang-orang yang salah paham tentang identitas Ellie, misalnya mereka menganggap kalau Ellie tidak memiliki ambisi atau impian dan tidak dapat mencapai banyak hal. Namun Ellie membuktikan kalau dirinya benar-benar bisa. Saran Ellie, "jadilah diri sendiri."

Ellie mengakui setelah muncul di majalah Gucci, ia memiliki peluang yang luar biasa setelahnya, seperti muncul di GLAMOR. Ia menjadi viral.

Ellie berharap dirinya bisa terus menjadi panutan bagi orang lain, menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka bisa masuk ke industri ini dan bahwa merek fesyen menggunakan model penyandang disabilitas lain. Ia juga berharap ke depannya, merek lain juga menggunakan model dengan disabilitas. Setiap penyandang disabilitas juga berhak memiliki kesempatan dalam mencapai keinginannnya.


Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac.

Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya