Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, penyebab kasus aktif COVID-19 di Indonesia rendah dibandingkan dunia. Data per 29 September 2020, kasus aktif COVID-19 Indonesia berjumlah 61.686 kasus (21,8 persen).
Advertisement
"Rendahnya persentase rata-rata kasus aktif COVID-19 di Indonesia dibandingkan dunia (rata-rata dunia 22,8 persen) disebabkan Pemerintah melakukan tes (testing) dan pelacakan kontak (tracing). Ya, walaupun saat ini, testing masih belum mencapai target yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara nasional. Tapi beberapa daerah--seperti Jakarta--sudah bisa mencapai target testing," ungkap Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9/2020).
Saat ini, pemeriksaan COVID-19 Indonesia mencapai 62 persen. Berdasarkan standar WHO, jumlah orang yang diperiksa (tes COVID-19) dalam seminggu, yakni 1 per 1.000 penduduk. Dari total penduduk di Indonesia 267 juta orang, maka yang jumlah harus dites adalah 267.700 per minggu.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Pengaruhi Perawatan dan Kesembuhan
Angka pemeriksaan COVID-19 dan pelacakan kontak (tracing) terus didorong menjadi lebih baik. Upaya ini akan berkontribusi membuat kasus aktif COVID-19 rendah di Indonesia.
"Karena perawatan (treatment) atau tracing berikutnya adalah merawat mereka, sehingga potensi kesembuhan juga pasti akan meningkat," ujar Wiku.
Di sisi lain, upaya menekan angka kematian COVID-19 dengan menekan angka penularan COVID-19.
"Kembali kami menekankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar bertanggung jawab tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan. Semakin kita menghindari kelompok rentan, yaitu usia lanjut dan yang menderita komorbid untuk tertular. Maka potensi angka kematian untuk diturunkan itu besar," terang Wiku.
"Angka kematian yang besar biasanya terjadi pada kelompok-kelompok yang rentan. Mari kita betul-betul lindungi mereka agar angka kematiannya bisa ditekan terus."
Advertisement