Liputan6.com, Jakarta Dalam mendongeng, ada sebuah sensasi luar biasa yang bisa dirasakan seorang anak asalkan kita tidak membacakannya secara asal-asalan. Tentu saja dibutuhkan ekpresi, intonasi, dan juga hal lainnya.
Pendongeng yang juga founder Kampung Dongeng Indonesia Awam Prakoso mengatakan, dalam melakukan pentas dongeng kepada anak-anak tentu guru ataupun orangtua selain ekspresif juga perlu menjiwai karakter-karakter di dalam buku dongeng tersebut. Inilah yang membuat anak-anak gemar mendengar dan tertarik untuk menyimak cerita storytelling.
Advertisement
“Karakter itu berarti sifat-sifat kejiwaan, jadi satu manusia dan manusia yang lain tentu memiliki karakter yang berbeda dan ini bisa kita tingkatkan dengan cara kita membacakan cerita yang di dalamnya memuat pesan-pesan mulia bermakna” jelas Awam Prakoso, ditulis Minggu 4 Oktober 2020.
Awam mengungkapkan, membaca buku itu bagaikan kita menyajikan makanan buat anak-anak kita, tentu kandungan nutrisi akan sangat kita perhatikan di dalam makanan tersebut, sama halnya dengan zat kimia atau kandungn jahat seperti borax, formalin, dan pewarna berlebihan.
"Orangtua tidak bisa memilih cerita secara asal-asalan hanya karena sekadar ingin menyenangkan atau menghibur buah hatinya. Tetapi orang tua harus tahu pasti bahwa cerita tersebut memiliki nilai-nilai, pengetahuan, sejarah, dan kekuatan karakter yang bisa di terima dan memberi dampak baik oleh anak-anak kita," ujarnya.
Pendongeng yang pernah meraih penghargaan KPAI Award pada tahun 2016 ini pun memberikan ilmunya mengenai bagaimana cara melakukan pentas dongeng beberapa diantaranya adalah tahap-tahap sebelum melakukan pentas dongeng, yaitu:
Simak Video Berikut Ini:
Persiapan Sebelum Mendongeng
Orang tua, pengasuh ataupun guru perlu melakukan persiapan sebelum berada di lingkungan PAUD.
· Membuat/memilih cerita menyesuaikan tema sesuai dengan usia anak dan pahami cerita tersebut.
· Menyiapkan media peraga bila diperlukan.
· Berlatih secukupnya.
· Menyiapkan tempat bercerita bila diperlukan.
Lalu setelah melakukan persiapan sebelum mendongeng, langkah selanjutnya adalah Membuka Pertunjukan Dongeng. Ketiga poin di atas merupakan teknik-teknik dalam membuka pentas dongeng dan dimaksudkan agar mencari perhatian dengan cara yang unik dan mengesankan kepada anak-anak. Setelah membuka pertunjukan dongeng barulah masuk ke tahap ter seru yang ditunggu oleh anak-anak yaitu aksi mendongeng dan diakhiri dengan menutup pertunjukan dongeng.
Advertisement
Aksi Mendongeng
- Tidak terburu-buru, lakukan dengan tenang.
- Lakukan improvisasi.
- Sesuaikan kemampuan suara penokohan
- Libatkan anak di bagian-bagian tertentu
- Menangani berbagai permasalahan dengan bijaksana
- Harus FUN.
Menutup Pertunjukan Dongeng
Orangtua atau guru bisa melakukan tanya jawab mengenai tokoh dan alur cerita serta menggambar tokoh atau salah satu alur dalam cerita.
Dalam melakukan pentas dongeng melakukan kreatifitas suara adalah salah satu hal tersulit yang harus di lakukan, beberapa kreatifitas suara yang bisa dipraktekkan:
Narasi
· Biasa saja
· Puitis
· Bernada
· Pantun
Tokoh
· Observasi
· Lidah dan Tenggorokan
Efek/Ilustrasi
· Suara Binatang
· Suara Mesin
· Suara Alam
· Kreasi
Untuk dapat melakukan kreatifitas suara diatas, Awam memberitahu ada tiga kebutuhan vokal untuk melakukan pentas dongeng yaitu kekuatan suara, kejelasan suara, dan kreatifitas suara.
“Mendongeng bisa dilakukan di segala suasana. Namun orangtua, guru, pendongeng profesional sama-sama dituntut untuk mengkreasikan suara penokohan dari efek suara," pungkas Awam.
(Deskhila WIjaya)
Advertisement