Usai Pimpin Upacara, Jokowi-Ma'ruf Amin Keliling Lubang Buaya

Setelah melihat sumur tua, Jokowi pun berpamitan dan meninggalkan kawasan Lubang Buaya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Okt 2020, 09:41 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan (TMP) Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2019). Upacara diikuti oleh sekitar 3500 peserta, baik dari undangan maupun personel dari tiga matra TNI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin berkeliling Kompleks Lubang Buaya Jakarta Timur, Kamis (1/10/2020). Hal itu dilakukan Jokowi usai menjadi inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com dari siaran langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi yang mengenakan jas biru tua meninggalkan lokasi upacara bersama Ma'ruf Amin. Keduanya kemudian melihat sejenak sumur tua yang berada di kawasan Lubang Buaya.

Sumur tua itu merupakan tempat pembuangan enam perwira tinggi dan satu perwira menengah yang menjadi korban dari Gerakan 30 September atau biasa disebut G30S/PKI. Mereka kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.

Selain Ma'ruf, ada sejumlah pejabat negara yang mendampingi Jokowi. Mereka antara lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo, hingga Ketua DPD La Nyala Mattalitti.

Setelah melihat sumur tua, Jokowi pun berpamitan dan meninggalkan kawasan Lubang Buaya. Dia diagendakan melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Protokol Kesehatan

Adapun prosesi upacara Hari Kesaktian Pancasila dihadiri oleh tamu undangan terbatas. Upacara menerapkan protokol kesehatan seperti, menjaga jarak dan memakai masker menyusul kondisi pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, Upacara Hari Kesaktian Pancasila dilakukan sebagai wujud untuk mengenang dan menghormati para jasa Pahlawan Revolusi. Hari Kesaktian Pancasila ditetapkan oleh pemerintah Orde Baru.

Penetapan hari ini pun terkait erat dengan peristiwa yang biasa disebut Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Pada 1965 itu, berlangsung peristiwa pembunuhan terhadap jenderal TNI AD.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya