Minat Beli, Ini Kelebihan SBN Ritel ORI18 Dibanding Instrumen Investasi Lain

Dengan berinvestasi di ORI18, maka investor turut membantu pemerintah dalam pembiayaan defisit APBN tersebut.

oleh Nurmayanti diperbarui 01 Okt 2020, 11:45 WIB
Pekerja melihat informasi mengenai Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah baru saja meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ORI18. Penerbitan surat berharga ini merupakan langkah pemerintah untuk membiayai defisit APBN akibat dampak pandemi Covid-19.

Dengan tingkat kupon sebesar 5,7 persen per tahun, masyarakat yang berminat berinvestasi pada instrumen ini bisa mulai memesannya secara daring.

Berbeda dengan instrumen investasi lain, SBN ritel ORI18 memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya, dari segi keamanan.

"ORI18 ini diterbitkan pemerintah, jadi Insya Allah aman. Kalau di luar mungkin banyak yang abal-abal, nah, ini diterbitkan pemerintah," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman saat meluncurkan ORI18 secara virtual, Kamis (1/10/2020).

Keunggulan lainnya ialah kemudahan dalam pembelian. ORI18 dapat diperoleh secara daring sehingga investor yang berminat hanya perlu mengaksesnya melalui gadget seperti smartphone atau laptop.

Luky bilang, dulu jika investor ingin memberi SBN ritel, mereka harus datang ke bank. Bank pun hanya melayani di kota-kota besar saja, tidak bisa menjangkau ke kota kecil.

"Kemudian, return ORI18 ini sebesar 5,7 persen dan sifatnya fix. Dan kita juga kerjasama dengan mitra distribusi yang ikut memasarkan ORI18 ini, yaitu bank, bursa efek, dan fintech," ujar Luky.

Dan yang paling penting, investasi melalui SBN ritel tidak cuma sekadar menanam modal dan memanennya di masa depan, namun turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.

Sebagaimana diketahui, penyebab melebarnya defisit APBN dikarenakan pemerintah menggelontorkan dana untuk mengatasi masalah kesehatan, sebagai jaring pelindung sosial dan dukungan terhadap dunia usaha terutama UMKM di tengah pandemi.

Dengan berinvestasi di ORI18, maka investor turut membantu pemerintah dalam pembiayaan defisit APBN tersebut.

"Jadi ini keunggulan yang tidak dimiliki investasi lain sekaligus kita bangun negeri, tangani covid, bantu pemulihan ekonomi dari pandemi," kata Luky.

Saksikan video di bawah ini:


Pemerintah Terbitkan SBN Ritel ORI18, Tingkat Kupon 5,7 Persen

Pekerja melihat informasi mengenai Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui website Kemenkeu di Jakarta, Kamis (7/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ORI18 hari ini, Kamis (1/10/2020). Peluncuran ORI18 bertema Manfaat Tanpa Henti, Bekal Hari Nanti ini dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman.

Luky menyatakan, dalam kondisi pandemi ini, APBN Indonesia mengalami defisit hingga 6,4 persen. Oleh karenanya, pemerintah harus mencari cara untuk membiayai APBN yang defisit ini, salah satunya dengan menerbitkan surat berharga negara.

"Di sisi lain, pasar keuangan Indonesia masih relatif dangkal. Dana yang tersedia masih relatif terbatas. Saat ini kita berupaya bagaimana bisa memperdalam pasar keuangan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah berinovasi meluncurkan SBN ritel seri ORI18," jelas Luky dalam peluncuran SBN ritel ORI18 secara virtual.

Adapun, tingkat kupon yang ditetapkan untuk SBN ini ialah sebesar 5,7 persen per tahun. Investor yang berminat bisa memesannya secara daring, jadi tidak perlu datang ke bank.

"Ada 26 mitra yang bakal menjual SBN ritel ORI18 ini, mulai dari bank, perusahaan efek, hingga fintech," kata Luky.

Lebih lanjut, dengan membeli surat berharga ini, investor bukan hanya menaruh dana mereka dan mendapatkan keuntungan di kemudian hari, namun juga turut membantu pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan hasil penjualan SBN ritel ini akan ditujukan untuk pembiayaan APBN.

Dirinya juga mendorong agar masyarakat bisa berinvestasi di masa pandemi ini.

"Justru di masa pandemi ini kami sangat mendorong investor untuk investasi, jadi ORI18 ini tradeable atau bisa diperdagangkan. Mungkin kalau belum beraktivitas, dananya bisa ditaruh di ORI18, kalau butuh nanti bisa diperjualbelikan," katanya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya