Liputan6.com, Medan - Kabar bahagia datang dari Pusat Reintroduksi Orang Utan, di Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Indukan orang utan sumatra (Pongo abelii) bernama Edelweiss melahirkan bayi lucu berjenis kelamin jantan.
Berdasarkan temuan Tim Post Release Monitoring (PRM) di areal trail FB1200, bayi orang utan tersebut diperkirakan berusia 3-5 bulan, dan merupakan bayi orang utan ketiga yang lahir di Jantho sejak Program Reintroduksi Orang Utan dimulai pada tahun 2011.
Baca Juga
Advertisement
Manager Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho, Mukhlisin menjelaskan, keadaan induk dan bayi dalam kondisi yang sehat, dengan perilaku layaknya orang utan liar. Kondisi bayi masih digendong oleh induknya dan menyusui, belum terpantau mengkonsumsi buah atau daun.
"Orang Utan Edelweiss merupakan salah satu orang utan pertama yang dilepas di Pusat Reintroduksi Orang Utan Jantho. Setelah itu dia langsung menjauh dari kandang dan masuk ke dalam hutan," kata Mukhlisin, dalam keterangan resmi diperoleh Liputan6.com, Kamis (1/10/2020).
Pusat Reintroduksi Orang Utan Jantho merupakan salah satu program di bawah Sumatran Orang Utan Conservation Programme (SOCP) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama dengan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Berita Gembira
Direktur Konservasi YEL, M Yakob Ishadamy menyampaikan, kelahiran bayi orang utan merupakan berita yang sangat menggembirakan, khususnya di tengah masa pandemi Virus Corona Covid-19 saat ini.
Disebutkannya, ditemukannya Orang Utan Edelweiss dengan bayinya merupakan momentum ketiga, berasal dari orang utan yang dilepasliarkan di Pusat Reintroduksi Orang Utan Jantho setelah bayi yang dilahirkan oleh Orang Utan Marconi (induk) dan Masen (bayi jantan), serta Orang Utan Mongki (induk) dan Mameh (bayi betina). Kedua bayi tersebut lahir tahun 2017.
"Kami menyadari masih banyak tugas-tugas yang harus dilakukan dalam rangka membangun populasi baru orang utan yang mandiri dan lestari. Sejauh ini kami cukup puas dengan capaian-capaian yang ada," sebutnya.
Advertisement
Jaring Keamanan
Head Ex-Situ, drh. Citrakasih Nente menuturkan, tujuan program pelepasliaran orang utan di Cagar Alam Jantho untuk membangun populasi liar yang baru bagi Orang Utan Sumatra sebagai jaring keamanan jika sesuatu yang buruk terjadi pada sisa populasi liar aslinya di dalam dan di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser.
"Semua orang utan yang lahir di Jantho akan sangat berarti secara signifikan, dan menjadi harapan baru terhadap masa depan spesiesnya di Jantho, dan semua Orang Utan Sumatra yang masih tersisa," tuturnya.
Kepala Balai KSDA Aceh, Agus Arianto menyatakan, kelahiran bayi ketiga ini merupakan pertanda populasi orang utan berjalan dengan baik. Namun harus tetap waspada terhadap adanya ancaman perburuan orang utan dan satwa yang dilindungi lainnya.
"Sebab, orang utan adalah jenis satwa liar yang sangat terancam punah dan dilindungi," tandasnya.