Liputan6.com, Jakarta - Ajang Miss Universe Thailand 2020 yang masih berlangsung memunculkan drama pelik. Seorang finalis yang digadang-gadang sebagai pemenang favorit kontes kecantikan tersebut didiskualifikasi karena dianggap melanggar perjanjian dalam kontrak.
Chayathanus Saradatta yang akrab disapa Cheraim disebut telah berbuat curang lantaran menyebar mata-mata untuk memenangkan kompetisi tersebut. Ia dikatakan secara diam-diam mengamati peserta lain melalui manajer pribadinya, Sitchichai Reoviroj, yang sudah bekerja sama dengannya selama dua tahun.
Piyaporn Sankosih, Direktur Eksekutif TPN 2018 yang mengorganisir kompetisi Miss Universe Thailand, mengumumkan keputusan pengeluaran Chaerim sebagai salah satu kontestan lewat jumpa pers. Ia mengatakan seluruh finalis harus mengikuti aturan yang dirinci dalam kontrak yang telah ditandatangani.
Baca Juga
Advertisement
Ia menunjukkan dalam kontrak telah disebutkan bahwa tidak ada orang luar yang bisa dibawa masuk sebagai mentor. Karenanya, penyelenggara berhak mendiskualifikasi kontestan bila terbukti melanggar aturan.
Piyaporn mengatakan pihaknya memiliki bukti kuat untuk mendukung tuduhan tersebut yang bisa jadi kartu truf bila Cheraim sampai membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Ia mengatakan, rekaman CCTV telah merekam sosok manajer Cheraim yang disebut sebagai orang luar, menghadiri lebih dari tiga pertemuan selama kontes Miss Universe Thailand 2020 berlangsung.
"Cheraim menghubungiku untuk menyampaikan bahwa manajer pribadi yang telah menjaganya selama dua tahun, akan datang dan menemuiku. Ketika hari itu tiba, aku kaget karena melihatnya. (Ia adalah seorang staf TPN) Ia mengaku kurang enak badan, tetapi tetap ingin mengikuti kontes. Ia tak akan terlibat dalam kegiatan, tetapi ingin masuk ke babak final karena kostumnya telah siap," tutur Piyaporn, dikutip dari Asia One, Kamis (1/10/2020).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Temui Pengacara
Ia juga menyebut, manajer Cheraim menjadi satu-satunya anggota TPN yang tidak menandatangani kontraknya. Sebagai anggota TPN, Sitchichai disebut sering berusaha mengalihkan sorotan media kepada Cheraim sehingga menguntungkan posisinya.
"Dia berperilaku baik, gadis yang pintar dan kami mencintainya. Tetapi, aturan tetaplah aturan," kata Piyaporn.
Menanggapi kasus tersebut Cheraim dikabarkan sempat menemui seorang pengacara yang dikenal sebagai Pengacara Nida pada Senin, 28 September 2020. Ia disebut mencari bantuan hukum untuk menanggapi kasus tersebut.
Sang pengacara mengatakan tidak adil Chayathanus dituduh demikian tanpa ada konfirmasi. Cheraim termasuk difavoritkan anak-anak muda Thailand, terutama mereka yang mendukung gerakan pro demokrasi. Perempuan yang berprofesi sebagai model itu sering membuat komentar progresif terkait sejumlah topik penting, seperti legalisasi prostitusi dan isu politik.
Terkait kasus yang melingkupinya, Cheraim dalam sebuah wawanacara televisi menerima keputusan panitia dan meminta maaf karena tidak membaca kontraknya dengan hati-hati. Sementara, sang manajer mengklaim tak pernah melihat kontrak itu. (Vriskey Herdiyani)
Advertisement