Cerita Satgas COVID-19 Surabaya Dilumuri Kotoran oleh Keluarga Pasien

Kejadian tersebut bermula, saat tiga petugas Puskesmas Sememi dan satu Satgas COVID-19 dari Kelurahan Sememi, berusaha mengevakuasi satu pasien, di lantai dua rusun Bandarejo.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Okt 2020, 15:47 WIB
Koordinator tim tracing Puskesmas Sememi Surabaya, yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Cholik Anwar (38), koordinator tim tracing Puskesmas Sememi Surabaya, Jawa Timur yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Surabaya, mengaku dilumuri kotoran manusia saat mengevakuasi pasien terkonfirmasi positif COVID-10, di Rusun Bandarejo, pada Selasa 29 September 2020.

"Iya. Saat itu saya bersama 3 petugas lainnya, melakukan evakuasi pada pasien positif Covid," ujar Cholik, saat ditemui di Puskesmas Sememi, Surabaya, Kamis (1/10/2020).

Kejadian tersebut bermula, saat tiga petugas Puskesmas Sememi dan satu Satgas COVID-19 dari Kelurahan Sememi, berusaha mengevakuasi satu pasien, di lantai dua rusun Bandarejo.

Pasien tersebut memiliki komorbid atau penyakit penyerta stroke, sehingga petugas mengevakuasi menggunakan brankar (tandu untuk ambulance), dari lantai dua.

Saat menandu pasien COVID-19, tiba-tiba muncul seorang perempuan, yang diketahui adalah istri dari pasien, membawa tas kresek yang ternyata isinya adalah kotoran manusia. Ia lalu mengambil kotoran tersebut, dan melumuri 3 petugas puskesmas yang mengevakuasi suaminya.

"Wis titik edang," (sudah, ini dibagi rata) ujar Cholik menirukan omongan perempuan tersebut, yang pada waktu itu melumuri kotoran manusia pada mereka yang bertugas,"

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Petugas Tetap Jalankan Pekerjaannya

Ketiganya tidak bisa mengelak, karena saat itu ketiga petugas tersebut sedang mengangkat pasien COVID-19, dengan komorbid stroke, sehingga tidak bisa berjalan dan ditandu.

Mendapat perlakuan tersebut, Cholik sebenarnya marah, tetapi bagaimana lagi, dia sebagai petugas puskesmas yang melayani masyarakat, tetap menjalankan dan menyelesaikan pekerjaannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya