OJK: Investor Pasar Modal Terus Meningkat di Tengah Tekanan Pandemi

Kinerja pasar keuangan memang masih mengalami tekanan.

oleh Athika Rahma diperbarui 01 Okt 2020, 16:40 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan hasil assessmen OJK terhadap perkembangan sektor jasa keuangan di tengah pandemi pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (1/10/2020).

Secara umum, kinerja pasar keuangan memang masih mengalami tekanan. Namun di pasar modal, jumlah investor tercatat terus meningkat.

"Yang menggembirakan, di tengah tekanan terhadap pasar keuangan domestik, ternyata minat masyarakat untuk mencari pendanaan di pasar modal masih tinggi," ujar Wimboh dalam rapat kerja secara virtual.

Menurut data OJK, penghimpunan dana publik hingga September 2020 mencapai Rp 85,9 triliun dengan 40 emiten baru.

"Jumlah investor domestik juga terus meningkat mencapai 3,14 juta investor. Meski investor besar dari asing keluar, masih ada kekuatan domestik dari investor ini," lanjut Wimboh.

Beberapa hari yang lalu, kinerja pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) mengalami tekanan. Perdagangan di bursa saham domestik pada Rabu (30/9/2020) ditutup melemah 22,7 persen year to date (ytd) pada level 4.870.

Padahal, sejak 8 Juli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia konsisten berada di atas level 5.000, namun sejak 21 September melemah.

"Hal ini terkait kekhawatiran investor terhadap fase recovery pandemi yang lebih dari ekspektasi sebelumnya dengan positivity rate Indonesia yang cukup tinggi," jelas Wimboh.

Sementara, tercatat net sell di pasar saham sebesar Rp 15,1 triliun ytd. Sedangkan di pasar SBN, net sellnya tercatat sebesar Rp 3,2 triliun ytd dengan yield obligasi pemerintah di seluruh tenor masih membaik yang tercatat menunjukkan penurunan 39,52 bps ytd.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pasar Modal Indonesia Himpun Dana Rp 75 Triliun sampai 1 September 2020

Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun tajam karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp 75,1 triliun hingga 1 September 2020. Penhimpunan dana ini hanya dari aksi pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO), rights issue, penerbitan obligasi dan beberapa lainnya. 

"Dapat kami sampaikan dengan sentimen positif, kami menyampaikan per 1 September. penghimpunan dana dari pasar modal telah mencapai Rp 75,1 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Adapun penghimpunan dana sebesar Rp 75,1 triliun di pasar modal Indonesia tersebut salah satunya dari aksi IPO 40 emiten baru. Dia memperkirakan, masih ada denyut penggalangan dana lewat pasar modal hingga akhir tahun.

"Akhir tahun 37 calon emiten yang melakukan penawaran umum, dengan total penawaran perkiraan Rp 20,46 triliun," jelas dia.

Di samping itu, Wimboh juga meyakini bakal ada calon-calon emiten baru sampai dengan Desember 2020 yang akan mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. Dengan begitu, dia berharap target tahun ini dapat melebihi pencapaian di tahun lalu.

"Dibanidng tahun lalu jauh, bisa mencapai Rp 180 triliun. Namun demikian kondisi covid-19, ada masyarakat yang memanfaatkan raising fund di pasar modal," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya