Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supari mengingatkan masyarakat Indonesia terkait fenomena La Nina yang akan terjadi di Indonesia.
Dikutip dari website resmi bnpb.go.id, La Nina merupakan peristiwa dimana terjadi penurunan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur, yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin pasat timur yang bertiup di sepanjang samudera pasifik.
Advertisement
"Berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik. Saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur," ujar Supari dalam keterangannya, Kamis (1/10/2020).
Supari mengatakan bahwa La Nina akan menyebabkan bencana hidrometeorologi. Namun, dampak tersebut sangat bergantung pada musim dan bulan, wilayah serta intensitasnya.
"La Nina akan berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi," kata Supari.
Supari mengingatkan bahwa La Nina dapat memicu frekuensi dan curah hujan yang jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga potensi banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
"La Nina membuat curah hujan akan naik. Bahkan sampai bulan April 2021. Potensi bencana yang ditimbilkan harus diwaspadai oleh masyarakat," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan Kewaspadaan
Menyikapi fenomena ini, Supari menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada 20 hari pertama bulan Oktober 2020.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement