Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama antara Indonesia dan Singapura telah dijalin dalam berbagai bidang.
Hal ini termasuk pendidikan di mana kedua negara saling bekerja sama untuk memperluas kesempatan bagi pelajar baik di Singapura maupun di Indonesia untuk belajar dalam kesempatan yang lebih luas lagi.
Dalam acara Dialog Pemimpin Industri SMU yang digelar secara virtual pada Kamis, (1/9/2020), para pemangku jabatan di dunia pendidikan menyadari bahwa peningkatan kualitas di dunia pendidikan membutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk mewujudkannya.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagai Universitas, SMU berkomitmen untuk menjadi universitas kota global yang terkenal di dunia. Salah satu cara kami melakukannya adalah dengan memanfaatkan posisi kami sebagai universitas manajemen Singapura untuk menciptakan peluang keterlibatan di kawasan ini," ujar Ho Kwon Ping selaku Ketua Dewan Direksi SMU.
Sementara itu, Eddy Sariaatmadja selaku Founder and Chairman Emtek Group sekaligus Ketua Dewan Penasehat Umum SMU di Indonesia menilai bahwa idang pendidikan adalah salah satu bidang yang telah melihat banyak inisiatif bersama antara kedua negara selama bertahun-tahun.
"Selama masa yang penuh tantangan ini, kita tidak punya alasan untuk tidak maju bergandengan tangan. Sebagai negara tetangga, Singapura dan Indonesia telah berbagi hubungan dekat dan lama setelah baru-baru ini merayakan ulang tahun ke-50 hubungan diplomatiknya pada tahun 2017," paparnya kemudian.
Di sisi lain, Presiden dari Singapore Management University (SMU), Lily Kong memaparkan pentingnya untuk melibatkan industri dalam dunia pendidikan.
"Kita harus menjadi tempat inovasi, di mana "industri" ingin bermitra dengan kita karena kita memiliki komunitas dengan kualitas pikiran yang menghasilkan ide dan solusi, di mana perusahaan regional juga mencari kita untuk pengembangan eksekutif, dan pelatihan serta peningkatan keterampilan tenaga kerja," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Masa Depan Pendidikan Tinggi
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang turut hadir dalam diskusi virtual tersebut, memaparkan gagasannya terkait masa depan pendidikan pasca pandemi COVID-19.
Secara keseluruhan, Menteri Nadiem terus menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam industri untuk menyiapkan mereka ke dunia kerja.
Namun di sisi lain, ia menilai bahwa akademisi tetap harus memikirkan apa yang diinginkan oleh siswanya.
"Bagian penting dari apa yang menurut saya perlu dilakukan oleh kebanyakan sistem pendidikan tinggi adalah ini adalah periode emas di mana taruhannya lebih rendah daripada ketika seseorang telah meninggalkan sistem pendidikan dan sedang dalam karir," ujarnya.
Menteri Nadiem juga menambahkan bahwa harus ada keterbukaan demokratisasi terkait pilihan siswa dalam sistem pendidikan.
Ia menambahkan bahwa pentingnya mengubah sistem birokrasi pendidikan dan membangunnya menjadi jauh lebih mandiri dan maju.
"Saya pikir masalah terbesar yang kita miliki adalah menemukan cukup industri dan lembaga pihak ketiga yang tertarik untuk melepaskan lulusannya di dunia kerja," jelasnya.
Advertisement