Ratusan Juta Warga China Liburan di Dalam Negeri Akibat Corona COVID-19

Liburan yang kerap disebut sebagai The Golden Week Holiday ini adalah peringatan berdirinya Republik Rakyat China pada tahun 1949.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Okt 2020, 08:03 WIB
Orang-orang mengantre check-in untuk penerbangan domestik menjelang liburan "Golden Week" di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada 30 September 2020. Gelombang liburan melanda China yang warganya merayakan libur panjang, yang dikenal dengan Golden Week. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Liputan6.com, Beijing - Ratusan juta orang di China menikmati hari libur nasional besar pertama mereka sejak negara itu dilanda wabah Virus Corona COVID-19, bandara dan stasiun kereta api pada Kamis (1 Oktober) penuh.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (2/10/2020), liburan yang kerap disebut sebagai The Golden Week Holiday ini adalah peringatan berdirinya Republik Rakyat China pada tahun 1949.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya banyak orang yang berlibur ke luar negari. Namun, kini banyak yang harus berlibur di dalam negeri lantaran pembatasan.

"Biasanya, kami mengambil liburan keluarga ke luar negeri selama Golden Week, tapi tahun ini kami memilih staycation," kata Niu Honglin dari Shanghai.

Niu memesan kamar di hotel dekat Shanghai Disneyland tetapi dengan menghadapi masalah padatnya lokasi wisata tersebut. Sebab, jutaan wisatawan juga datang ke lokasi yang ia tuju.

"Putri saya harus mengantre hampir tiga jam untuk naik satu wahana," katanya.

Zhao Kerui, seorang desainer dengan jadwal kerja yang fleksibel, sering melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri setiap tahunnya. Tahun lalu, dia mengunjungi Malaysia dan Jepang.

Dia telah merencanakan untuk mengunjungi Istanbul atau pulau Jeju Korea Selatan tahun ini, tetapi akhirnya memutuskan untuk mengunjungi kota-kota seperti Chengdu, yang dikenal sebagai rumah panda, serta Guilin yang indah, yang terkenal dengan perbukitan kapur karst-nya.

"Untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, Anda akan dikarantina selama setengah bulan ketika Anda tiba, dan ketika Anda kembali, itu setengah bulan lagi karantina," kata Zhao. "Satu bulan telah berlalu dengan kamu tidak melakukan apa-apa."

Perjalanan domestik telah hidup kembali dan memberikan dorongan ekonomi setelah virus menutup bisnis dan membuat turis takut menyusul kemunculan COVID-19 di Wuhan akhir tahun lalu.

"Ekonomi China telah menunjukkan ketahanan yang kuat," kata Perdana Menteri Li Keqiang kepada parlemen pada Rabu.

"Kami akan memelihara pendorong pertumbuhan baru," sumpahnya, sambil memuji "peremajaan bangsa China".

Wuhan di China tengah kembali berbisnis juga, dengan pengunjung berduyun-duyun ke Menara Yellow Crane - sebuah kuil Tao - menurut agen perjalanan terbesar negara itu, Ctrip.

Load More

Simak video pilihan berikut:


Jumlah Wisatawan China

Orang-orang tiba di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing untuk melakukan perjalanan menjelang liburan "Golden Week" pada 30 September 2020. Gelombang liburan melanda China yang warganya merayakan libur panjang, yang dikenal dengan Golden Week. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Lebih dari 600 juta perjalanan akan dilakukan selama liburan, turun 20 persen dari tahun lalu, menurut perkiraan Ctrip, tetapi mereka masih akan memaksa perkeretaapian negara bagian untuk memasang 1.000 kereta tambahan sehari.

Sekitar 108 juta penumpang akan naik kereta selama liburan delapan hari -- sekitar 13,5 juta sehari.

Mereka cenderung membawa pengeluaran yang sangat dibutuhkan ke bagian-bagian China yang jauh. Tahun lalu, para pelancong menghabiskan US$ 9,5 miliar selama Golden Week.

Banyak yang akan menikmati liburan mewah di rumah, kata operator perjalanan Quanar, di tengah pembatasan perjalanan global.

Tetapi ketiadaan dana turis mereka tahun ini akan membuat negara-negara regional dari Thailand hingga Kamboja meringis dari penderitaan ekonomi yang disebabkan oleh penutupan perbatasan yang berkepanjangan.

Cao Ke, seorang peneliti sains yang berbasis di Shanghai, biasanya menghabiskan liburan Hari Nasionalnya dengan bersantai di pantai-pantai di pulau Phuket, Thailand.

Tahun ini, dia hanya ke provinsi pesisir selatan Fujian di China, berharap bisa mengambil beberapa foto yang bagus.

"Saya biasanya lebih suka bepergian ke luar negeri, karena terlalu banyak orang yang bepergian ke dalam negeri, dan akomodasi serta makan menjadi sangat mahal," kata Cao.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya