Penyebab Aceh Diusulkan Masuk Provinsi Prioritas Penanganan COVID-19

Aceh diusulkan masuk provinsi prioritas penanganan COVID-19 karena kasus di sana meningkat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Okt 2020, 06:00 WIB
Seorang narapidana (topi merah) menyemprotkan desinfektan sebagai bagian dari tindakan melawan virus Corona COVID-19 sementara narapidana lain membersihkan sel mereka untuk disinfeksi di sebuah penjara di Banda Aceh (3/9/2020). (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan, timnya mengusulkan Aceh masuk menjadi provinsi prioritas penanganan COVID-19. Usulan tersebut disampaikan Doni saat rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo pada Senin, 28 September 2020.

"Mengapa kami menambahkan Aceh masuk provinsi prioritas? Kami, Satgas COVID-19 baru saja ke Aceh pada minggu lalu. Kami bertemu dengan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh serta masyarakat adat Aceh," terang Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/10/2020).

"Kami mendapatkan laporan bahwa di sana memerlukan bantuan, kasus COVID-19 di sana meningkat. Kasusnya meningkat ini karena terkait laboratorium yang dimiliki mereka."

Di Aceh, saat ini ada tiga tempat laboratorium pemeriksaan spesimen COVID-19, yaitu Litbangkes, Lakesda, dan lab PCR di Rumah Sakit Zainal Abidin.

"Mereka merasa perlu bantuan dari pemerintah pusat, khususnya dari Satgas COVID-19 agar laboratoriumnya juga bisa ditambah, khususnya lab PCR di beberapa tempat tertentu. Misalnya, di Aceh Utara, Aceh Tengah, dan Aceh Selatan," lanjut Wiku.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Mobilitas Penduduk dari Luar Aceh

Warga usai membeli sembako murah di Banda Aceh, Aceh, Kamis (14/5/2020). Di tengah pandemi virus corona COVID-19, hadirnya penjualan sembako murah sangat membantu sebagian warga untuk memenuhi kebutuhan hidup. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Hasil kunjungan Satgas COVID-19 ke Aceh juga menemukan adanya mobilitas penduduk dari luar Aceh. Mereka banyak yang datang ke Aceh.

"Kasus COVID-19 di Aceh lebih banyak rupanya ada mobilitas penduduk dari luar Aceh juga yang datang ke Aceh," terang Wiku.

Melihat situasi Aceh, pembatasan penduduk dinilai sangat penting dalam pengendalian COVID-19.

"Jadi, tidak ada niat sedikitpun dari manapun, termasuk pemerintah daerah untuk menutupi data, sama sekali tidak. Justru dengan seperti ini, pemerintah pusat juga mengetahui kendala yang ada di sana," tambah Wiku.

"Terlebih lagi soal kebutuhan ICU dan ruang isolasi yang ada di sana karena kasusnya yang meningkat."


Belum Jalankan Protokol Kesehatan

Personel Polda Aceh kena sangsi bersih-bersih setelah kedapatan tidak pakai masker (Ist)

Kasus COVID-19 di Aceh juga meningkat karena masyarakat di sana masih banyak yang belum mematuh protokol kesehatan.

"Kami juga melihat sendiri ternyata masyarakatnya juga masih banyak yang belum menjalankan protokol kesehatan. Maka, kasus COVID-19 meningkat," Wiku menerangkan.

"Untuk itu, kami juga akan memberikan bantuan masker dan menggerakkan ekonomi masyarakat dengan memberikan bahan agar masyarakat bisa membuat masker kain sendiri."

Upaya ini juga supaya masker kain dapat dibagikan kepada masyarakat secara luas di Aceh.

Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 1 Oktober 2020, penambahan positif COVID-19 berjumlah 112 orang. Kasus sembuh bertambah 162 orang sembuh dan ada 3 orang meninggal dunia.

Dari data juga menunjukkan Aceh tepat di posisi ke-10 provinsi dengan kasus baru COVID-19 di atas 100 orang.


Infografis Tenggat 2 Pekan Turunkan Kasus Harian Covid-19

Infografis Tenggat 2 Pekan Turunkan Kasus Harian Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya