Pentingnya Pakai Masker di Rumah untuk Cegah Klaster Keluarga

Penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan ketika ada tamu yang berkunjung ke rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Masker (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Masker kini telah menjadi bagian hidup setiap individu. Bagaimana tidak, menggunakan masker ketika pergi ke luar rumah menjadi salah satu cara agar tidak terpapar virus Corona Covid-19.,

Namun, nyatanya menggunakan masker tidak hanya wajib digunakan ketika di ruang publik, apalagi bagi individu yang menunjukkan gejala meski belum dipastikan positif Covid-19 atau hanya flu biasa juga perlu menggunakan masker ketika berada dalam rumah.

Langkah itu menjadi salah satu cara mencegah timbulnya klaster keluarga. Hal tersebut disampaikan oleh Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dr Dewi Nur Aisyah dalam talkshow yang disiarkan langsung dari Graha BNPB Jakarta, Rabu, 30 September 2020. 

"Tetap gunakan masker meski di dalam rumah kalau sudah ada gejalanya," kata Dewi. 

Dewi juga mengingatkan, penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan ketika ada tamu yang berkunjung ke rumah.

"Ketika menerima kunjungan orang dari luar, kita tetap (jaga) protokol kesehatannya. Jangan karena, 'Oh dia kan saudara saya, dia sehat.' Ini belum tentu. Lagi-lagi kita harus menerapkan protokol kesehatan, jaga jaraknya dijaga. Kemudian kalau bisa gunakan masker, gunakan masker," Dewi menjelaskan.

Mengenai penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan masker di rumah ini juga dinyatakan oleh Soniya Gandhi, MD dari Cedars-Sinai/Marina Del Rey Hospital.

“Kapan pun Anda memiliki seseorang yang datang ke rumah Anda yang bukan anggota rumah tangga terdekat Anda, mereka harus memakai masker, Anda harus memakai masker, Anda dan siapa pun yang ada di rumah harus memakai masker. Anda tidak tahu apakah orang itu tertular karena orang bisa tanpa gejala dan masih bisa menularkan virus. Jadi sebagai upaya mengurangi risiko penularan, kenakan masker dan jaga jarak fisik sebanyak mungkin saat seseorang datang ke rumah."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pilih Masker yang Tepat

Soniya juga menambahkan bahwa rekomendasi ini berlaku untuk teman dan keluarga yang tidak tinggal bersama Anda. 

Memilih jenis masker yang tepat juga membantu kita terhindar dari paparan COVID-19. “Namun, jangan lupakan bahwa jenis masker yang tepat juga membantu. Baik N95, masker bedah, atau masker kain berlapis-lapis yang pas,” kata Thomas A. Russo, kepala divisi penyakit menular di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Biomedis Universitas Buffalo Jacobs, dikutip dari Today.

Russo juga menjelaskan bahwa secara teoritis, dengan memakai masker yang pas (pas di atas hidung dan mulut, menutupi dagu, dan pas di wajah) sepanjang waktu, resiko seseorang ataupun pengunjung rumah tertular COVID-19 relatif rendah.

Russo juga menyarankan jika anda sangat rentan dan tidak nyaman karena penggunaan masker yang tidak sempurna, dan mungkin Anda juga tinggal di tempat yang tidak memiliki ventilasi yang baik, ia menyarankan agar setelah pengunjung pergi, Anda dapat mempertimbangkan untuk tetao mengenakan masker selama 30 menit.

Lalu, kapan waktunya seseorang wajib menggunakan masker di rumah?


Saat Ada Anggota Keluarga yang Sakit di Rumah

Jika seseorang di rumah Anda mengalami gejala COVID-19 (termasuk gejala flu biasa seperti hidung tersumbat, demam ringan, dan sakit tenggorokan), ada baiknya mereka dan juga Anda untuk menggunakan masker sampai mereka sembuh maupun dites secara resmi.

“Jika ada orang yang memiliki gejala di rumah, Anda harus berasumsi itu COVID-19 sampai terbukti sebaliknya,” kata Soniya.

“Seseorang yang sakit harus mengisolasi diri sebaik mungkin, menggunakan kamar mandi terpisah jika memungkinkan, dan mencoba untuk menjalani tes COVID-19 sesegera mungkin,” katanya.  


Jangan Lupa Jaga Jarak dan Rajin Buka Jendela

Menjaga Jarak  

“Jarak yang dekat adalah faktor risiko terpenting penularan COVID,” kata Russo.

“Sekresi pernapasan datang dalam dua mode: droplet pernapasan adalah partikel yang lebih besar, dan karena lebih besar, mereka dapat mengandung lebih banyak virus menular tetapi mereka keluar dalam beberapa detik. Mode lainnya adalah apa yang kita sebut aerosol. Mereka lebih kecil dan dapat tetap melayang di udara untuk jangka waktu yang lebih lama, dan dapat menempuh jarak yang lebih jauh. Aerosol dapat tetap melayang di udara selama 30 menit, dan secara eksperimental telah terbukti tetap di udara hingga tiga jam,” jelas Russo.

Rajin Membuka Jendela 

Russo mengatakan sirkulasi udara yang baik juga dapat membantu mengurangi risiko Anda tertular COVID-19, terutama ketika ada orang baru yang datang ke rumah Anda. Berapa lama Anda harus membiarkan jendela tetap terbuka tergantung pada cuaca dan seberapa rentan tubuh Anda terhadap virus. 

Kedua spesialis penyakit menular berpesan lebih baik berhati-hati terhadap skenario mana pun. “Hanya perlu satu orang untuk menginfeksi Anda. Jika hanya ada 1 persen kemungkinan seseorang terinfeksi, satu dari 100 orang itu masih bisa memperbaiki kemungkinan risiko Anda,” kata Russo.

 Penulis:

(Vania Accalia/Dyah Puspita Wisnuwardhani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya