Liputan6.com, Surabaya - Kepala Puskesmas Sememi, dr Lolita Riamawati mengaku mendapatkan info dari Lurah Sememi Surabaya, Jawa Timur dan kepolisian setempat, kotoran yang dilumurkan ke ketiga anak buahnya, memang kotoran dari keluarga pasien itu sendiri.
"Kalau dari pengakuan yang bersangkutan, memang itu kotoran dari dia sendiri," ujar Lolita, Kamis (1/10/2020).
Ia menambahkan, jika pelaku memang sengaja buang kotoran di dalam kamar, dan sudah dimasukkan ke dalam kresek. Sengaja dipersiapkan untuk para petugas.
"Awalnya dia mengaku jika lemes lihat petugas, dan kakinya nggroyo, hingga tak sengaja mengeluarkan kotoran. Namun, saya rasa, dia bisa kok jalan dan mengejar petugas, serta memberikan kotorannya ke petugas," ujar Lolita.
Sementara itu, Cholik Anwar (38), koordinator tim tracing Puskesmas Sememi Surabaya, yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Surabaya, mengaku dilumuri kotoran manusia saat mengevakuasi pasien positif COVID-19, di Rusun Bandarejo, pada Selasa 29 September 2020.
Baca Juga
Advertisement
"Iya. Saat itu saya bersama 3 petugas lainnya, melakukan evakuasi pada pasien positif Covid," ujar Cholik, saat ditemui di Puskesmas Sememi.
Kejadian tersebut bermula, saat tiga petugas Puskesmas Sememi Surabaya dan satu Satgas Covid dari Kelurahan Sememi, berusaha mengevakuasi satu pasien, di lantai dua rusun Bandarejo.
Pasien yang diketahui memiliki komorbid stroke, sehingga petugas mengevakuasi menggunakan brankar (tandu untuk ambulance), dari lantai dua.
Saat menandu pasien, tiba-tiba muncul seorang perempuan, yang diketahui adalah istri dari pasien, membawa tas kresek yang ternyata isinya adalah kotoran manusia. Ia lalu mengambil kotoran tersebut, dan melumuri 3 petugas puskesmas yang mengevakuasi suaminya.
"Wis titik edang, (sudah, ini dibagi rata)," ujar Cholik menirukan omongan perempuan tersebut, yang pada waktu itu melumuri kotoran manusia pada mereka yang bertugas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Petugas juga Dapat Omongan Kasar
Ketiganya tidak bisa mengelak, karena saat itu ketiga petugas tersebut sedang mengangkat pasien COVID-19, dengan komorbid stroke, sehingga tidak bisa berjalan dan ditandu.
Mendapat perlakuan tersebut, Cholik sebenarnya marah, tetapi bagaimana lagi, dia sebagai petugas puskesmas yang melayani masyarakat, tetap menjalankan dan menyelesaikan pekerjaannya.
Dari keempat petugas yang mendatangi rusun tersebut, memang hanya tiga orang yang terkena kotoran tersebut, antara lain Cholik, dan temannya yang ikut menandu pasien, serta sopir ambulance yang membawa pasien.
Sementara, Satgas dari Kelurahan, mengetahui tiga petugas yang menandu pasien dilumuri kotoran manusia, ia menjauh dari istri pasien, sehingga tidak terkena kotoran.
Selain mendapat "hadiah" kotoran dari isteri pasien, ketiga petugas yang mengevakuasi, juga diteriaki oleh anak kedua pasien, dan beberapa omongan kasar.
Advertisement