Kemenhub Tetapkan Load Factor 70 Persen pada Libur Nataru

Kemenhub tengah mempersiapkan diri menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Okt 2020, 21:40 WIB
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan diri menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Rencananya, dalam libur panjang kali ini Kemenhub tetap tetap memberlakukan load factor 70 persen. Namun frekuensi perjalanan akan ditingkatkan.

“Persiapan nataru memang kami intens berbicara dengan direktorat Perhubungan Darat strateginya seandainya load factor pembatasan kita berkoordinasi dengan operator yang saat ini pergerakan pesawat masih 46 persen mungkin kami bisa tingkatkan frekuensinya, sehingga tetap dengan pembatasan load factor 70 persen tapi frekuensinya kita tingkatkan,”kata Kepala Subdirektorat Kelaikudaraan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, Sokhib Al Rokhman, dalam dialog industri Bandara Aman, Perjalanan Nyaman, Kamis (1/10/2020).

Selain itu pihaknya juga akan menambahkan personil-personil ke daerah-daerah yang perlu bantuan untuk kelancaran operasional Nataru. Ia mengatakan Kemenhub sudah mulai memetakan daerah-daerah mana saja yang perlu ditambahkan personel.

“Di daerah, tentu aspek keselamatan nomor satu, yang kedua adalah aspek kesehatan juga yang kami utamakan. Memang kebijakan di era pandemi covid-19 ini sangat dinamis, kita tidak bisa ngomong berubah-ubah, karena memang situasi pandemi itu membutuhkan keputusan yang cepat,” ujarnya.

Kata Sokhib belajar dari krisis 1998 di mana penerbangan domestik lah yang menyelamatkan industri penerbangan nasional. Maka hal serupa dengan krisis pandemi covid-19 ini bisa diterapkan untuk mendorong penerbangan domestik terus tumbuh.

 


Kawasan Ekonomi Khusus

Selain itu, Kemenhub juga mendukung sektor produksi terutama daerah-daerah di kawasan ekonomi khusus. Bahkan Kemenhub telah membuat surat edaran bahwa pesawat penumpang bisa dijadikan sebagai kargo konvensional atau cargo logistik ke Indonesia Timur saat Nataru.

“Jangan lupa bahwa transportasi udara itu adalah jembatan udara. Apa itu jembatan udara? kita mendukung daerah 3 T (terluar, terdalam, dan terisolir) daerah perbatasan dari itu mungkin saat ini disuatu daerah itu hanya satu-satunya akses transportasi adalah pesawat udara ini juga kami perhatikan,”pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya