Cek Fakta: Tidak Benar Memakai Masker Dalam Waktu Lama Berakibat Hipoksia

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Okt 2020, 14:45 WIB
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi yang mengklaim menggunakan masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia.

klaim menggunakan masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia diunggah akun Facebook Dwi Astina Nurmansyah, pada 23 September 2020.

Akun tersebut mengunggah sejumla foto terkait penggunaan masker, kemudian diberi keterangan sebagai berikut:

"It''s not about safety. It's about Control.Hiposksia adalah kondisi tubuh yang kadar oksigen nya terlalu rendah, hingga beresiko kematian.

Alih-alih takut virus malah kena hipoksia akibat terlalu lama memakai masker yang mengakibatkan kurangnya asupan oksigen ke tubuh dan menghirup kembali Co2.

Mereka berhasil mengelabui banyak manusia bahwa imun manusia itu tak berguna, dan berhasil mempengaruhi banyak manusia bahwa yang menyelamatkan dari virus hanya masker. Padahal fakta dilapangan justru orang2 yang taat menggunakan masker banyak yang tumbang dan sakit bahkan meninggal. Karena alat tes yang tidak akurat akhirnya di klaim Covid. Justru ilmuan dan para dokter ahli paru membuktikan bahwa masker tidak berfungsi memfilter virus dan menghindari penyakit. Justru hasil riset membuktikan bahwa masker dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah Hipoksia.

Waspada boleh, paranoid jangan. Cerdas harus, dibodohi pilihan."

Benarkah klaim menggunakan masker dalam waktu lama akan berakibat hipoksia? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim masker terlalu lama akan berakibat hipoksia, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'penggunaan masker berakibat hipoksia'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Dokter RSA UGM: Pakai Masker Tidak Sebabkan Keracunan Karbondioksida dan Hipoksia" yang dimuat situs ugm.ac.id, pada 12 Agustus 2020.

Dalam artikel situs situs ugm.ac.id, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Mahatma Sotya Bawono, M.Sc, Sp.THT-KL., membantah klaim mengenakan masker bisa menyebabkan keracunan gas buang pernafasan karbondioksida (CO2) dan kekurangan oksigen (O2).

"Belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berefek negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen,"tegasnya.

Dia menyampaikan penggunaan masker aman bagi kesehatan telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan. Bahkan, dalam operasi yang berlangsung hingga bereberapa jam, belum pernah dijumpai kasus baik dokter maupun tenaga medis lainnya yang mengalami keracunan karbondioksida dan maupun kekurangan pasokan oksigen hingga linglung atau pingsan akibat sirkulasi udara yang kurang lancar karena terhalang masker.

"Kalau sampai ada nakes yang pingsan itu bukan murni karena maksernya. Perlu dilihat juga adanya faktor lain pada individu tersebut, bisa jadi kondisinya lapar dan dehidrasi sehingga tanpa pakai masker pun sudah ada risiko pingsan," papar pria yang akrab disapa Boni ini.

Penelusuran dilanjutkan dengan menanyakan langsung ke Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Unhas dr Arif Santoso SpP (K) PhD.

Dokter Arif menegaskan, mengenakan masker dalam waktu lama tidak akan membuat keracunan CO2. Hal tersebut sudah dia buktikan sendiri.

"Tidak benar itu. Klo itu benar, saya sudah tepar keracunan co2, karena setiap hari pake masker N95 selama pandemic," kata Arif saat berbincang dengan Liputan6.com.

Berdasarkan keterangan dari situs resmi WHO who.int, jika masker dikenakan dengan benar, tidak menyebabkan keracunan CO2 atau kekurangan oksigen.

Penggunaan masker medis dalam waktu lama bisa jadi tidak nyaman. Namun, itu tidak menyebabkan keracunan CO2 atau kekurangan oksigen. Saat mengenakan masker medis, pastikan ukurannya pas dan cukup kencang agar Anda dapat bernapas dengan normal. Jangan menggunakan kembali masker sekali pakai dan selalu menggantinya segera setelah lembap.

 


Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim masker terlalu lama akan berakibat hipoksia tidak benar.

Penggunaan aman bagi kesehatan telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan, belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berefek negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya