Liputan6.com, Cape Town - Sejumlah penerbangan internasional telah mendarat untuk pertama kalinya di Afrika Selatan pada 1 Oktober 2020, setelah lebih dari enam bulan perbatasan di negara tersebut ditutup karena Virus Corona COVID-19.
Penerbangan maskapai Emirates yang datang dari Dubai disambut dengan meriah saat mendarat di Cape Town.
Advertisement
Di area kedatangan pun tampak adanya pertunjukkan tarian dan musik, saat kru Emirates berjalan keluar dengan mengibarkan bendera Afrika Selatan.
Selain Emirates, bandara di Afrika Selatan juga menyambut kedatangan dari penerbangan Ethiopian Airlines yang mendarat tak lama setelah terbang dari Addis Ababa, seperti dikutip dari AFP, Jumat (2/10/2020).
Destiny Ugo (38 tahun) mahasiswa pascasarjana asal Nigeria mengungkapkan, "Saya sangat senang bisa kembali, hidup saya ada di sini".
Pada April 2020, pria tersebut tak dapat melanjutkan penelitiannya di Universitas Cape Town karena sedang berada di luar Afrika Selatan untuk mengunjungi keluarganya.
"Saya pikir saya hanya akan tinggal (di rumah) selama dua pekan, tetapi ternyata saya berada di sana selama delapan bulan," katanya.
Dalam lockdown awal pada Maret 2020, Afrika selatan menutup perbatasannya dalam upaya mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19.
Pembatasan pergerakan dan bisnis di Afrika Selatan telah dikurangi secara bertahap sejak Mei 2020, dengan perbatasan internasional yang ditutup hingga 1 Oktober untuk menghindari masuknya infeksi dari luar negeri.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Kedatangan Internasional Pertama dari Maskapai Jerman
Dengan penerbangan dari Frankfurt, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa adalah maskapai penerbangan Eropa pertama yang melanjutkan operasinya ke Afrika Selatan,
Pesawat dari maskapai itu mendarat di Bandara internasional O.R. Tambo, Johannesbutg, pada pukul 8.30 pagi waktu setempat.
Maskapai tersebut juga melakukan penerbangan dari Kenya, Zambia dan negara tetangga Zimbabwe.
Manajer maskapai penerbangan di Afrika Selatan dan Timur, Andre Schulz, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Lufthansa senang berada di garis depan dimulainya kembali perjalanan komersil ke Afrika Selatan," kata "Lufthansa senang berada di garis depan dimulainya kembali perjalanan komersil ke Afrika Selatan".
"Kami berharap dapat membawa pengunjung kembali ke Afrika Selatan dan membantu meningkatkan sektor pariwisata yang sangat penting," ujarnya.
Larangan perjalanan memberikan pukulan bagi industri pariwisata di Afrika Selatan, yang biasanya mempekerjakan sekitar 1,5 juta orang dan menyumbang lebih dari 8,5 persen PDB, menurut Dewan Bisnis Pariwisata Afrika Selatan (TBCSA).
TBCSA juga memperkirakan bahwa setiap harinya industri tersebut sempat mengalami kerugian hingga sebesar 45 juta dolar AS pada Juli 2020, dalam pengeluaran wisatawan.
Kerugian tersebut menyebabkan lebih dari 600.000 pekerja diberhentikan.
Sementara itu, wisatawan dari semua negara Afrika sudah bisa memasuki wilayah Afrika Selatan saat ini.
Julanh infeksi dan kematian akibat COVID-19 di selatan Sahara diketahui tetap rendah dibandingkan dengan negara lain di dunia lainnya.
Sejauh ini, Afrika Selatan telah mencatat 674.339 infeksi dan 16.734 kematian akibat COVID-19 - jumlah yang hanya di bawah setengah dari jumlah kasus yang terdeteksi di benua Afrika.
Advertisement