Membasuh Pilu Bayi Sonia, Penderita Gizi Buruk dan Kanker Mata

Kondisi bayi Sonia saat itu cukup memprihatinkan karena keterbatasan biaya sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2020, 13:11 WIB
Fraksi PKB MPR RI Bantu Pengobatan Bayi Sonia Penderita Gizi Buruk dan Kanker Mata

Liputan6.com, Jakarta - Fraksi PKB MPR memberi bantuan kepada Sonia Nurasila, bayi berusia dua tahun yang mengalami gizi buruk dan mengidap kanker pada mata kiri. Selain pertumbuhannya tidak normal, kanker pada mata kiri Sonia membesar hingga hampir menutupi salah satu matanya.

"Hari ini kita bersama-sama memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2020 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana dengan memberi bantuan pengobatan kepada Sonia yang menderita gizi buruk dan kanker pada mata kirinya. Hari ulang tahun bayi Sonia ini bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Semoga proses pengobatannya berjalan lancar dan Sonia bisa kembali normal seperti anak-anak lainnya," ujar Sekretaris Fraksi PKB MPR, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Sonia Nurasila anak dari pasangan Sopandi dan Siti Aisyah lahir pada 1 Oktober 2018. Neng Eem menceritakan pertemuannya dengan bayi Sonia dari keluarga buruh tani yang tinggal di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur. Neng Eem bertemu dengan bayi Sonia saat melakukan kunjungan kerja ke masyarakat yang menjadi daerah pemilihannya. Kondisi bayi Sonia saat itu cukup memprihatinkan karena keterbatasan biaya sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya.

"Oleh karena itulah, saya bersama Perempuan Bangsa Kabupaten Cianjur berinisiatif untuk membawa bayi Sonia ke RSCM agar bisa segera ditangani dan diberikan pengobatan. Hari ini bayi Sonia sudah mengikuti beberapa prosedur kesehatan yang diperlukan seperti pengambilan sampel darah, penyuntikan anestesi, CT scan, dan yang lain-lainnya," papar Neng Eem.

Menurut Neng Eem, apa yang dialami bayi Sonia perlu menjadi perhatian kita bersama agar kasus gizi buruk dan kasus-kasus kesehatan lainnya yang mengancam jiwa bayi dan anak-anak, bisa segera ditangani. Selain itu, kondisi perekonomian masyarakat berpendapatan rendah akibat pandemi Covid-19 juga harus segera dicarikan jalan keluarnya.

"Sekarang ini kondisinya memang serba sulit. Situasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah mengancam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Meski demikian, kita jangan patah semangat. Kita harus mampu menggunakan momen Hari Kesaktian Pancasila ini untuk menebarkan semangat kebersamaan," kata Neng Eem.

Data Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) menyebutkan bahwa sebelum terjadinya pandemi, di Indonesia ada sekitar 2 juta anak yang menderita gizi buruk dan lebih dari 7 juta anak di bawah usia lima tahun yang mengalami stunting. Lembaga internasional tersebut memperkirakan, pandemi COVID-19 akan berdampak signifikan pada kasus kurang gizi di Indonesia sehingga penanganannya harus mempertimbangkan kondisi tersebut.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya