Jurnalis Prancis Terluka Serius dalam Konflik Azerbaijan Vs Armenia

Dua jurnalis Prancis alami luka yang cukup serius dalam pertempuran Azerbaijan-Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Okt 2020, 16:02 WIB
Tentara Armenia saat menghancurkan tank Azerbaijan di jalur kontak Republik Nagorno-Karabakh. (Photo credit: Armenian Defense Ministry via AP)

Liputan6.com, Jakarta- Dua jurnalis asal Prancis mengalami luka yang cukup serius setelah peluncuran tembakan oleh tentara Azerbaijan dalam pertempuran di Kota Martuni di wilayah Nagorno-Karabakh. Pihak berwenang Prancis pun dengan segera memproses repatriasi atau pemulangan kedua jurnalis yang bekerja untuk surat kabar Le Monde tersebut.  

Dilansir US News yang mengutip Reuters, Jumat (2/10/2020), saat tiba di Brussel untuk menghadiri pertemuan dengan Uni Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, "Pusat krisis kementerian luar negeri telah dimobilisasi ... untuk mengatur pemulangan mereka secepat mungkin".

"Sebuah pesawat medis siap berangkat. Kami akan melakukan segalanya untuk menstabilkan korban luka di tempat sebelum melakukan evakuasi," terang Presiden Macron.

Pemimpin Redaksi Le Monde, Luc Bronner membenarkan kondisi yang dialami oleh kedua jurnalis Prancis tersebut kepada Reuters, namun tidak menyebutkan identitas keduanya.

Adapun keterangan oleh sebuah sumber dari pemerintah Armenia yang menyebutkan bahwa kedua jurnalis tersebut telah dibawa ke rumah sakit setempat dengan kondisi serius. 

Sementara itu, terdapat puluhan korban yang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya cedera sejak 27 September dalam pertempuran antara Azerbaijan dan pasukan Armenia.

Load More

Saksikan Video Berikut Ini:


Kemlu Prancis Beri Peringatan

Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)

Sumber dari Armenia juga mengatakan bahwa para jurnalis itu telah merekam warga sipil dengan sekelompok jurnalis lainnya di kawasan Martuni di barat wilayah Nagorno-Karabakh. 

Regis Genté, dari France 24 TV yang bersama dua jurnalis yang terluka tersebut, juga mengatakan bahwa keduanya saat itu tengah merekam rumah-rumah yang dibom pada awal pekan ini.

"Saat kami melihat puing-puing pemboman pada hari Minggu, kami mendengar dalam sekejap sebuah roket dan jatuh ke tanah. Serangan itu berlangsung sekitar satu menit," terangnya kepada France 24.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian luar negeri Prancis mengatakan, "Kami tidak bisa cukup menekankan betapa serius dan berbahayanya situasi di zona konflik aktif ini. Pihak berwenang Prancis dengan tegas menyarankan untuk tidak pergi ke sana".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya