Satgas Tegaskan Masyarakat Ujung Tombak Penanganan Covid-19

Sonny menyebut, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi perang dengan Covid-19 dan membutuhkan filosofi untuk melawan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu.

oleh Mevi Linawati diperbarui 02 Okt 2020, 18:06 WIB
Tim medis memberikan label pada tabung sampel sebelum diuji di laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Labkesda DKI Jakarta, Selasa (4/8/2020). Labkesda DKI yang berjejaring dengan 47 lab se-Jakarta dalam sehari mampu menguji hampir 10.000 spesimen Covid-19 dengan metode PCR (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harmadi menegaskan, masyarakat merupakan ujung tombak penanganan virus Corona. Hal ini mengingat jumlah tenaga medis yang terbatas jika terjadi peningkatan kasus.

"Kita mengatasi Covid-19 harus dari hulu, menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan Covid-19. Jumlah dokter dan tenaga kesehatan kita sangat terbatas," kata Sonny dalam acara virtual tentang sosialisasi strategi perubahan perilaku protokol kesehatan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dipantau dari Jakarta pada Jumat (2/10/2020).

Dikutip dari Antara, Sonny mengatakan, jika jumlah pasien terkonfirmasi positif meningkat drastis dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang terbatas maka muncul potensi masalah.

Dia memberi contoh bagaimana negara dengan sumber daya kesehatan yang besar seperti Amerika Serikat juga mengalami masalah dalam penanganan Covid-19.

Karena itu untuk mencegah dokter dan tenaga medis kelelahan, maka harus didorong perubahan perilaku di masyarakat agar bisa mencegah penularan Covid-19 mulai dari hulu.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mengenal diri sendiri dan musuh

Petugas medis menjalani Tes serologi COVID-19 di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (11/8/2020). Tes serologi antibodi SARS-CoV-2 berbasis lab untuk tenaga medis guna memastikan bahwa rumah sakit tersebut aman bagi pasien saat berobat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sonny menyebut, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi perang dengan Covid-19 dan membutuhkan filosofi untuk melawan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu.

Salah satu filosofi itu adalah mengenal diri sendiri dalam bentuk mengidentifikasi apakah memiliki penyakit bawaan dan masuk dalam kelompok usia rentan.

Selain itu, filosofi lain adalah mengenal musuh yang berarti sadar bagaimana Covid-19 menular ke manusia yaitu lewat mulut dan hidung, yang berarti harus melindungi bagian-bagian rentan tersebut.

Ia mengingatkan masyarakat untuk rajin melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dari kerumunan.

"3M ini menjadi pertahanan diri kita untuk menghadapi musuh kita yang punya karakteristik masuk melalui hidung, mulut dan mata," kata Sonny.

Tidak hanya itu, dia meminta masyarakat untuk mengenali medan perang melawan Covid-19 yaitu bagaimana virus itu lebih mudah menyebar di ruangan tertutup dengan jumlah orang yang banyak serta ketika berada di daerah yang masuk dalam zona merah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya