Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinyatakan positif COVID-19. Ia tertular setelah berkali-kali abai protokol kesehatan.
Sebelum positif COVID-19, Donald Trump terkenal ogah-ogahan memakai masker. Ia juga kerap mengadakan acara yang melanggar protokol social distancing.
Baca Juga
Advertisement
Pada masa awal pandemi, Donald Trump pernah memuji China karena dianggap berhasil meredam COVID-19. Apresiasi Trump tidak bertahan lama, ia kemudian menyalahkan China dan menyebut virus ini sebagai Kung-Flu, Virus China, dan Wabah China.
Donald Trump turut menyalahkan WHO yang dituding menyebar minsinformasi dari China terkait penularan antar-manusia.
Berikut 5 tweet Donald Trump sepanjang pandemi COVID-19 yang memuji, menyalahkan, hingga akhirnya terkena COVID-19:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Awal Pandemi
Pada 26 Februari, Presiden Trump meretweet pernyataan dari CDC bahwa belum ada penularan COVID-19 di Amerika Serikat.
Sekitar dua pekan kemudian, pemerintah AS mengadakan pertemuan di Gedung Putih terkait virus ini.
"Menghadiri berbagai meeting tentang Covid-19 di Gedung Putih. Bekerja dengan Negara-negara Bagian dan pemerintah lokal, banyak dari mereka telah melakukan pekerjaan yang hebat," ujar Donald Trump pada 14 Maret 2020.
Usai meeting, Donald Trump mengadakan konferensi pers dengan tim COVID-19 di Gedung Putih. Saat itu mereka tak mengenakan masker.
Advertisement
2. Pujian bagi China
Masih pada Maret 2020, Presiden Donald Trump berkomunikasi dengan Presiden China Xi Jinping. Saat itu, Trump mmeberikan pujian ke China dan menyebut kedua negara bekerja bersama.
"Baru saja melakukan perbincangan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China. Berdiskusi dengan detail besar tentang Virus Corona yang menyerang sebagian besar Planet kita. China telah melalui banyak hal dan telah mengembangkan pemahaman penuh tentang Virusnya," ujar Donald Trump pada 27 Maret 2020.
"Kita bekerja erat bersama. Sangat respek!"
Setelah berbincang dengan presiden China, Donald Trump membuat pernyataan bahwa virusnya akan lenyap pada April.
3. Mulai Salahkan WHO
Penyebaran COVID-19 di AS ternyata masih ada pada bulan April. Presiden Donald Trump juga mulai menyalahkan WHO.
Alasannya karena WHO dituding menyebar informasi yang tidak akurat terkait cara penularan virus. Selain itu, Taiwan ternyata pernah melapor ke WHO tentang virus ini pada Desember 2019, tetapi tak diperhatikan.
"Mengapa W.H.O. Mengabaikan sebuah email dari pejabat kesehatan Taiwan pada akhir Desember yang memperingatkan adanya kemungkinan Virus Corona yang bisa ditularkan kepada manusia?" ujar Trump pada 17 April 2020.
"Mengapa W.H.O. membuat beberapa klaim tentang Virus Corona yang tak akurat atau menyesatkan di bulan Januari dan Februari ketika Virusnya menyebar di dunia?," lanjut Trump.
Pada Mei 2020, Donald Trump membawa AS keluar dari WHO.
Advertisement
4. Menyebut Virus China
Pada 26 Mei, Donald Trump mulai menggunakan istilah "Virus China." Istilah tersebut dan variannya seperti Kung-Flu dan Wabah China kerap dipakai oleh Donald Trump.
Ia memakai istilah itu saat memuji tindakan pemerintah dalam menyediakan peralatan medis seperti ventilator.
"Review-review hebat tentang penangangan kita pada Covid-19, terkadang disebut Virus China," tulis Trump.
5. Akhirnya Tertular
Pada 2 Oktober 2020, Donald Trump akhirnya ikut tertular COVID-19. Dokter Gedung Putih berkata Trump dalam kondisi sehat dan masih bisa bekerja, tetapi Presiden AS dan Ibu Negara akan karantina.
"Malam ini FLOTUS (First Lady of the United States) dan saya dites positif COVID-19. Kami akan memulai karantina dan proses pemulihan secepatnya. Kami akan melalui ini BERSAMA" ujar Presiden Donald Trump via Twitter, Jumat (2/10/2020).
Advertisement