Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun 3 persen pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif COVID-19, mengguncang aset berisiko. Penurunan harga minyak juga dipangaruhi oleh peningkatan produksi minyak mentah global mengancam pemulihan pasar yang lemah.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (3/10/2020), harga minyak patokan Brent dan harga minyak mentah AS menuju penurunan minggu kedua berturut-turut.
Advertisement
Ketidakpastian seputar kesehatan Presiden Donald Trump menambah serangkaian kegelisahan, termasuk laporan pengangguran AS yang lesu dan peningkatan pasokan dari produsen minyak dunia utama.
“Ini merupakan minggu yang sulit dan sekarang diagnosis Presiden Donald Trump membawa guncangan ke seluruh pasar,” kata John Kilduff, Partner di Again Capital di New York.
“Pandemi COVID-19 telah membebani pasar minyak lebih dari kelas aset lainnya. Ini adalah skenario terburuk untuk pasar minyak," kata dia.
Harga minyak mentah Brent turun USD 1,12 atau 2,7 persen menjadi USD 39,81 per barel, setelah sebelumnya menyentuh sesi terendah USD 38,79 per barel.
Sementara itu, harga patokan minyak AS, West Texas Intermediate ditutup turun USD 1,67 atau 4,3 persen ke level USD 37,05 per barel.
Harga minyak mentah AS dan Brent alami penurunan masing-masing sekitar 6 persen dan 5 persen minggu ini, dalam tren penurunan minggu kedua berturut-turut.
Pemulihan pasar tenaga kerja AS melambat pada September, karena gaji non-pertanian meningkat 661.000 pekerjaan bulan lalu setelah naik 1,49 juta pada Agustus, kata Departemen Tenaga Kerja AS.
Pengumuman Trump bahwa dirinya dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif COVID-19 memicu aksi jual di pasar saham AS dan Eropa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pasokan Naik
Pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik pada September sebesar 160.000 barel per hari (bpd) dari bulan sebelumnya, sebuah survei Reuters menunjukkan.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pasokan dari Libya dan Iran, anggota OPEC yang dibebaskan dari pakta pasokan antara OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+).
Produksi Libya telah meningkat menjadi 270.000 bpd, lebih cepat dari perkiraan analis setelah pelonggaran blokade oleh Tentara Nasional Libya.
Pasar risiko juga turun di tengah kekhawatiran tentang negosiasi yang sedang berlangsung antara Kongres dan Gedung Putih mengenai paket stimulus ekonomi tambahan untuk meningkatkan permintaan ekonomi.
Kasus COVID-19 baru di seluruh dunia telah meningkat menjadi lebih dari 34 juta, hampir 2 juta lebih banyak dari pada akhir pekan lalu, berdasarkan penghitungan Reuters.
Minggu ini menandai tonggak suram dari 1 juta kematian dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat, memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap permintaan bahan bakar.
Advertisement