9 Cara Menjadi Sahabat Anak di Masa Pandemi COVID-19

Di masa pandemi COVID-19 anak rentan terkena stres atau depresi. Stres berkelanjutan dapat berpengaruh buruk pada sistem kekebalan tubuh anak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Okt 2020, 16:01 WIB
ilustrasi anak tersenyum/Photo by Nghĩa Phạm from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi COVID-19 anak rentan stres atau depresi. Hal tersebut terjadi  Stres berkelanjutan dapat berpengaruh buruk pada sistem kekebalan tubuh anak.

Guna mengantisipasi depresi, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Dra. Lenny Nurhayanti Rosalin, M.Sc, mengemukakan 9M sebagai kiat bagi orangtua untuk jadi sahabat anak. Menurutnya, orangtua berperan penting dalam menjaga kesehatan jiwa anak dengan mengurangi stresnya dan mencegah depresi selama di rumah saja.

9M ini terdiri dari:

1.       Menjadi pendengar yang baik

2.       Meyakinkan bahwa orangtua peduli dan ada saat dibutuhkan

3.       Menjadi pendamping yang baik dalam belajar

4.       Memberi pujian dan apresiasi

5.       Menghargai waktu privasi anak

6.       Mengajak anak berpendapat dan berdiskusi

7.       Membangkitkan rasa percaya diri dengan memberi tanggung jawab

8.       Mendukung anak untuk menjadi inspirasi dan panutan

9.       Memberi ruang gerak interaksi dengan teman

“Orangtua bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya, tidak terjadi konflik dalam keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya rukun sehingga gejala-gejala yang mengarah ke depresi atau gangguan kesehatan jiwa semuanya bisa diminimalisasi kalau orangtua membuka diri dan menempatkan diri menjadi sahabat anak-anaknya,” ujar Lenny dalam webinar Kemen PPPA September lalu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:


Untuk Anak yang Sudah Dewasa

Lenny menambahkan, pendampingan bagi anak tidak hanya diberikan pada anak usia TK atau sekolah dasar saja. Pendampingan juga diperlukan bagi anak-anak yang sudah beranjak dewasa seperti anak usia kuliah.

“Kalau anak-anaknya sudah kuliah, tetap didampingi beri pujian dan apresiasi, dengan demikian anak akan berbunga-bunga dia akan senang sekali.”

Ada kalanya anak ingin menyendiri, orangtua dapat memberinya waktu untuk menyendiri dan menghargai privasinya.

Komunikasi antar anggota keluarga juga penting dilakukan. “Jadi jangan dibiarkan bapak ibunya sibuk dengan HP, anak-anaknya sibuk dengan HP, kapan berdiskusi? Kapan berdialog? Kita enggak pernah tahu apa yang dirsasakan anak-anak kita.”

Hal yang perlu dihindari menurut Lenny adalah marah-marah di depan anak karena itu akan mengganggu dan membekas sampai kapan pun. Memberikan kesempatan untuk anak bermain dengan teman-temannya juga suatu hal yang penting asalkan orangtua tahu dengan siapa anaknya bergaul, tutupnya.


Infografis Anak

Infografis eksploitasi seksual anak (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya