Liputan6.com, Jakarta - Efek wabah virus corona baru (Sars-CoV-2) atau COVID-19 menyerang berbagai aspek usaha masyarakat, salah satunya usaha konveksi di Kota Sidoarjo, Jawa Timur.
Isti Wahyuni, salah satu pengusaha konveksi di Perumahan Gebang Raya, Sidaorjo pun ikut terdampak COVID-19, tetapi dirinya malah mendapat peluang bisnis baru, yaitu membuat masker.
Memanfaatkan bahan kaos yang gagal dipesan pelanggannya, serta menambahkan bahan kain polyester khusus, isti berhasil menciptakan masker “Semangat COVID-19".
Baca Juga
Advertisement
Sejak seminggu terakhir, isti bersama dua orang karyawannya terus membuat masker untuk memenuhi pesanan dari berbagai daerah di Indonesia, mengutip tayangan Liputan6, ditulis Senin, (5/10/2020).
Pemesannya didominasi dari wilayah yang paling terdampat COVID-19, khususnya di sejumlah zona merah seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Usaha rumahan milik Isti itu mampu memproduksi hingga 500 masker per hari. Masker tersebut dijual dengan harga Rp 15.000, jauh lebih murah dari harga di pasaran pada umumnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kata-kata Unik pada Masker
Ada yang istimewa dari masker buatan warga Sidoarjo ini, yaitu masker semangat COVID-19 ini menggunakan bahan kaos.
"Kita pakai bahan kaos, karena memang konveksi kita sebelumnya memang kaos jadi kita bikin beda dari yang dijual di luar, kalau di luar kan belum ada yang dari bahan kaos untuk yang lapisan ketiga sama keempat,” ujar dia.
Hal unik lainnya adalah masker buatan Isti bisa diberi filter tambahan, yaitu pada kantong tambahan yang berada di antara kain masker.
"Di dalamnya masker itu kita bikin kantong, yang fungsinya bisa dimasuki tisu sebagai filter tambahan," kata Isti Wahyuni.
Selain itu, untuk menambah semangat memakai masker, Isti menambahkan kata-kata inspiratif berbahasa Indonesia maupun bahasa Jawa.
“Kalau untuk penyemangatnya kita bikin kayak gini 'Gak usah panik’, 'Jaga jarak, bro’, 'Aku sudah jinak, tetap jaga jarak.’ Ada juga yang menggunakan bahasa Jawa, seperti 'Nyedak kaplok' (jika mendekat, akan saya pukul),” ujar dia.
Karena keterbatasan tenaga dan bahan yang ada di pasaran, sementara Isti hanya menerima pesanan dari media sosial, dan pemesanan secara langsung.
Advertisement