Keterbatasan Tak Jadi Masalah, Mahasiswa Penyandang Tunanetra di Malang Tetap Melek Teknologi

Peneliti dari Universitas Brawijaya Malang Anita Tri Widiyawati menemukan bahwa kondisi tunanetra tidak membuat penyandangnya tak mengikuti perkembangan teknologi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Okt 2020, 12:00 WIB
Foto oleh Noelle Otto dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Peneliti dari Universitas Brawijaya Malang Anita Tri Widiyawati menemukan bahwa kondisi tunanetra tidak membuat penyandangnya tak mengikuti perkembangan teknologi.

Simpulan tersebut diambil dari hasil analisis wawancara terhadap mahasiswa penyandang tunanetra di Universitas Brawijaya Malang. Di mana keterbatasan dalam kekurangan fisik mahasiswa penyandang tunanetra tidak membuat mereka untuk tidak mengikuti perkembangan teknologi.

“Pada dasarnya mahasiswa penyandang tunanetra dapat mengakses dan mendapatkan informasi melalui internet, salah satunya ialah dengan mengakses perpustakaan digital,” tulis Anita dalam penelitiannya dikutip pada Senin (5/10/2020).

Ia menambahkan, mahasiswa penyandang disabilitas netra pada umumnya mengetahui berbagai macam sumber informasi di perpustakaan digital Universitas Brawijaya seperti ebook, jurnal, video, OPAC, dan lain-lain. Namun, tidak semuanya dapat diakses karena aplikasi yang mereka gunakan terkadang tidak mendukung  seperti tidak dapat membaca informasi dalam bentuk format .jpg, .png, maupun format foto dan hasil scan sehingga hanya informasi dalam bentuk dokumen saja yang dapat mereka gunakan.

Dalam mencari data dan informasi, tunanetra perlu memiliki kompetensi dan keterampilan yang berkaitan erat dengan tiga tugas pemrosesan informasi. Tiga tugas pemrosesan informasi tersebut adalah penyaringan informasi, pencocokan makna, dan membangun makna.

“Setiap tugas bergantung pada keterampilan yang berbeda. Semakin banyak keterampilan orang yang dikembangkan, semakin banyak dia melek media. Setiap tugas bergantung pada struktur pengetahuan, semakin berkembang struktur pengetahuan seseorang, semakin banyak dia melek media.”

Load More

Simak Video Berikut Ini:


Mahasiswa Tunanetra Bisa Membedakan Informasi Benar dan Salah

Tiga tugas pemrosesan informasi adalah penyaringan informasi, pencocokan makna, dan membangun makna. Tugas ini dilakukan dalam rangkaian memproses informasi.

Mahasiswa dapat membedakan informasi yang valid dengan informasi yang tidak valid dengan melihat penulis maupun hak ciptanya.

“Kondisi tunanetra ternyata tidak menjadikan alasan untuk tidak mengetahui informasi yang valid dan tidak valid. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa informan (mahasiswa tunanetra) mampu mengidentifikasi informasi yang valid dan informasi yang tidak valid dengan cara memastikan pengarang maupun hak cipta.”

“Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tunanetra dapat menguasai literasi media terhadap perpustakaan digital dengan bantuan aplikasi maupun bantuan orang lain yang memberikan pelatihan atau pembekalan dalam mengakses serta menggunakan media," tutupnya.


Infografis Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya