Liputan6.com, Jakarta Masyarakat di Jepang akan mendapatkan vaksin COVID-19 secara gratis untuk mencegah penyebaran penyakit di negara tersebut.
Kebijakan ini telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada Jumat pekan lalu demi mengendalikan infeksi COVID-19 yang serius dan fatal.
Advertisement
Dilaporkan Japan Times, dikutip Senin (5/10/2020), kebijakan tersebut juga berisi mengenai dosis pertama bagi semua orang, di tengah ketidakpastian saat ini mengenai berapa kali vaksin harus diberikan.
Dikutip dari Xinhua, seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan bahwa belum diputuskan apakah warga negara asing (WNA) di sana juga akan mendapatkan vaksin COVID-19 secara gratis.
Pejabat tersebut juga menyebutkan bahwa sebagian besar WNA di Jepang juga membayar asuransi kesehatan nasional selayaknya warga negara Jepang. Sehingga menurut pandangannya, adalah wajar untuk mencakup mereka demi kesehatan masyarakat.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Kerja Sama dengan Produsen Vaksin
Dilaporkan oleh NHK, pemerintah Jepang nantinya akan menanggung biaya vaksinasi untuk COVID-19. Selain itu, mereka juga akan membayar kompensasi apabila ada warga yang mengalami efek samping.
Pemerintah kota juga akan bertanggung jawab untuk mengelola program vaksinasi dan mendorong penduduk untuk melakukan imunisasi. Namun, tindakan ini akan dibatalkan apabila vaksin ternyata bermasalah atau tidak efektif.
Dilaporkan bahwa pemerintah Jepang berusaha mengamankan cukup vaksin di paruh pertama 2021 agar bisa diberikan kepada seluruh masyarakat. Adapun, alokasi anggaran mereka mencapai 671,4 miliar yen atau USD 6,4 miliar.
Jepang juga diketahui telah melakukan persetujuan dengan produsen obat asal Inggris AstraZeneca dan Pfizer, untuk menerima 120 juta dosis vaksin dari setiap perusahaan apabila produknya sudah berhasil dikembangkan.
Mereka juga tengah bernegosiasi dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Moderna, untuk mendapatkan 40 juta dosis vaksin COVID-19 atau lebih.
Advertisement