Gandeng idEA, Kominfo Bidik Pengembangan 2.000 UMKM di Daerah 3T

Kominfo meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital untuk memperkuat dan memberdayakan pelaku UMKM di tanah air.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2020, 12:50 WIB
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital untuk memperkuat dan memberdayakan pelaku UMKM di tanah air. Program itu ditujukan untuk memanfaatkan akses internet secara produktif guna percepatan transformasi digital nasional.

Pelatihan UMKM Digital ini diinisiasi BLU Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Program itu menyasar 2000 UMKM di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

"Program Pelatihan UMKM Digital Online BAKTI merupakan program pendampingan bagi UMKM untuk melakukan on-boarding, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital," katanya dalam webinar 'Pelatihan Digital UMKM di Indonesia' Senin (05/10).

Johnny mengatakan, Program Pelatihan Digital UMKM BAKTI Kominfo dan idEA memiliki peran untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Sehingga dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang ada secara optimal.

"Perlu kita perhatikan bersama bahwa UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan adanya pandemi COVID-19, tidak sedikit pegiat usaha terdampak oleh pembatasan fisik dan sosial karena masih berbasis pada usaha konvensional atau offline," tuturnya.

Melalui program itu, kawasan 3T dan DPSP mendapatkan perhatian khusus atas dasar komitmen pemerintah untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital.

"Selama ini, lima provinsi yang mencatatkan keberhasilan on-boarding seluruhnya berada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Kami juga ingin keberhasilan yang sama dirasakan oleh pegiat UMKM yang berada di seluruh penjuru negeri, termasuk di daerah 3T dan DPSP," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BAKTI, Anang Latif menyebut, Pelatihan UMKM Digital Kelas BAKTI merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Dengan durasi program sepanjang 2,5 bulan dan didukung oleh kurikulum dengan 60 modul pilihan.

"Program ini akan diikuti oleh 2.000 UMKM, baik di level on-boarding (masuk ke bisnis digital) maupun upscaling (pengembangan bisnis di ruang digital)," paparnya.

Menurutnya, Pelatihan Digital UMKM Indonesia akan dimulai pada 5 Oktober hingga 12 Desember 2020 dan digelar secara daring. Mempertimbangkan kondisi ekonomi setiap peserta UMKM, idEA dan BAKTI Kominfo menyediakan subsidi kuota internet berbentuk pulsa untuk mengikuti rangkaian webinar ini.

"Kami berharap hal ini dapat meringankan beban kuota internet para UMKM untuk bisa tetap mengikuti semua kelas pelatihan online ini," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Konsep Pelatihan

Ibu rumah tangga menyelesaikan pembuatan boneka adat Indonesia di Ammie Dolls, Kawasan Depok, Kamis (13/08/2020). UMKM binaan Pertamina ini sebelum masa pandemi mampu menghasilkan 200 pasang boneka tiap bulannya dengan harga antara 135 ribu hingga Rp 200 ribu per pasang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ketua Umum idEA, Bima Laga menambahkan, konsep pelatihan program ini disusun secara komprehensif mengakomodasi kebutuhan UMKM dalam bertransformasi digital. Mulai edukasi pengembangan bisnis dan keahlihan digital; edukasi tentang pentingnya kehadiran merek secara digital, edukasi dan fasilitasi UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan e-commerce, baik e-commerce lokal maupun e-commerce nasional.

"Ada edukasi dan fasilitasi UMKM untuk memahami dan memanfaatkan pemasaran digital (digital marketing), serta pengoperasian digital, melalui penggunaan berbagai aplikasi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha agar usahanya dapat tumbuh lebih cepat dan makin efisien," ucapnya.

Mengutip hasil riset idEA, jumlah UMKM yang terbesar yang belum ter-digitalisasi adalah UMKM lokal, seperti para pedagang/toko eceran, toko grosir, pengusaha resto, kafe, pemilik warung, pengusaha rumahan, petani penghasil, peternak penghasil, nelayan pengepul, jasa servis/teknik, jasa lainnya dan bisnis lokal lainnya.

"Dengan pelatihan ini, mereka dapat menjual produknya melalui e-commerce lokal. Cukup mengandalkan jaringan internet lokal, mereka dapat memperluas pasar lokal tanpa ada hambatan logistik antar kota atau antar provinsi," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya