Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) baru saja meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital. Sesuai namanya, program ini ditujukan untuk memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk mulai beralih ke platform digital dalam berbisnis.
Program ini digelar bersama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dan diselenggarakan 5 Oktober hingga 12 Desember 2020.
Menurut Ketua Umum idEA, Bima Laga, Program Pelatihan UMKM Digital ini merupakan pendampingan yang paling komprehensif bagi para pelaku UMKM. Alasannya, program ini memiliki 60 modul yang akan diberikan.
"Bisa dilihat dari kelasnya seperti apa saja, mulai dari kapabilitas untuk branding hingga soft-skill. Berbeda dari pelatihan lain, yang kalau ingin mendapatkan materi lain, harus mencari lagi," tuturnya saat peluncuran program ini secara virtual, Senin (5/10/2020).
Baca Juga
Advertisement
Dengan materi yang lebih komprehensif, Bima berharap ilmunya dapat terserap dengan baik dan dapat diaplikasikan para UMKM. Saat ini, Bima mengatakan sudah ada 6.500 pendaftar yang ingin mengikuti program pelatihan ini.
Direktur Utama BAKTI, Anang Latif, mengatakan jumlah tersebut sebenarnya masih jauh dibandingkan keseluruhan pelaku UMKM di Indonesia. Namun setidaknya dari sini, mereka dapat mulai memanfaatkannya.
"Setelah program ini, kami juga akan melakukan evaluasi dan mungkin kami menggandakan partisipannya di tahun mendatang," tuturnya mengatakan.
Bima juga mengatakan setelah program ini para pelaku UMKM juga tidak akan dilepas begitu saja. Dia mengatakan idEA akan melakukan pemantauan untuk mengetahui dampak dari program ini bagi mereka.
"Jadi, apakah mereka penjualannya meningkat atau seperti apa?" tuturnya melanjutkan. Nantinya program ini akan digelar melalui pertemuan Zoom dan peserta akan mendapatkan subsidi kuota internet untuk mengikuti rangkaian webinar yang digelar.
Sasar Pelaku UMKM di Wilayah 3T, Kemkominfo Luncurkan Program Pelatihan Digital
"Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memperkuat sekaligus memberdayakan pelaku UMKM," tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, saat peluncuran program ini secara virtual, Senin (5/10/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan program pendampingan ini ditujukan untuk pelaku UMKM yang berada di luar Pulau Jawa, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) termasuk Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
"Melalui program ini, wilayah 3T dan Daerah Pariwisata Super Prioritas bisa mendapatkan keberhasilan yang sama seperti di Pulau Jawa. Selama ini, lima provinsi yang berhasil on-boarding berada di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten," tuturnya melanjutkan.
Untuk itu, program pelatihan bagi UMKM ini hadir dengan materi yang komprehensif. Digelar mulai 5 Oktober hingga 12 Desember 2020, program ini menyediakan 60 modul latihan yang akan diberikah oleh para pratiksi ternama dan kredibel.
Advertisement
Fokus pada Keberagaman Lokal
Dalam kesempatan yang sama, Johnny juga mengatakan program ini mengusung semangat keberagaman dan penghargaan pada lokalitas. Hal itu dapat dilihat dari dua agenda besar dalam program ini.
Pertama, program pendampingin ini menitikberatkan pada keberagaman potensi lokal UMKM/UMI di daerah sasaran.
“Melalui program ini, peserta diharapkan dapat memaksimalkan karakteristik dan keunikan perekonomian lokal di kawasannya, sebagai nilai tambah untuk pengembangan usahanya,” tuturnya.
Selain itu, fokus program ini adalah memberikan perhatian pada kondisi pelaku UMKM yang beragam. Jadi, program ini mencakup seluruh pelaku UMKM yang ada di Indonesia, baik pelaku UMKM tahap awal hingga yang sudah kuat.
"Bagi UMKM yang berada di tahap awal, mereka diarahkan dalam program prioritas lokal untuk dapat bersaing di skala wilayah setempat. Sementara yang sudah kuat, diarahkan ke program prioritas nasional agar dapat melebarkan sayap di tingkat nasional," tuturnya.
(Dam/Ysl)