Transaksi Online Meningkat Pesat, Menkominfo Dorong UMKM Go Online

Transaksi penjualan secara digital terus meningkat di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2020, 14:20 WIB
Pengunjung melihat pakaian yang dipamerkan dalam acara UMKM Export BRILian Preneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12/2019). UMKM Export BRILian Preneur 2019 menampilkan aneka produk dari 150 UMKM binaan Bank BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mencatat transaksi penjualan secara digital terus meningkat di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Bahkan, pada April lalu transaksi dagang online meningkat sebesar 480 persen dibandingkan Januari.

Menurutnya, peningkatan transaksi digital ini diakibatkan oleh bergesernya tren konsumen di masa kedaruratan kesehatan ini. Sehingga penjualan secara digital dinilai lebih menjanjikan ketimbang konvensional.

"Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak sedikit kegiatan terdampak oleh kebijakan pembatasan fisik dan sosial (PSBB). Namun penjualan online lebih baik dibandingkan usaha masih berbasis pada konvensional atau offline dengn pendekatan secara fisik," jelas dia dalam webinar 'Pelatihan Digital UMKM di Indonesia' Senin (05/10).

Oleh karena itu, dia mendorong sebanyak mungkin pelaku UMKM untuk memasuki ekosistem digital. Terlebih dia menilai masih rendahnya jumlah pelaku UMKM domestik yang memanfaatkan bisnis secara digital.

"Merespons peluang tersebut, pemerintah terus mengupayakan program pendampingan UMKM/UMi untuk melakukan perluasan aktivitas bisnis ke ruang-ruang digital atau yang disebut dengan digital onboarding. Aspek ini harus dioptimalkan, mengingat jumlah UKMM go-online baru menyentuh angka 9,4 juta atau sekitar 14,6 persen dari jumlah UMKM secara nasional," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengaku optimis untuk melampaui target 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital pada tahun ini. Sebab, saat ini sudah ada 13 persen atau 8 juta pelaku UMKM yang go digital.

"Jadi presiden (Jokowi) menargetkan digitalisasi 10 juta UMKM tahun ini. Tapi keyakinan kami bisa lampaui dari itu," tegas Teten dalam diskusi virtual via YouTube, Rabu (8/7).

Dia menjelaskan, bahwa penting bagi UMKM terhubung ke ekosistem digital untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus mengintegrasikan dengan pembayaran berbasis digital yang dianggap lebih efisien.

Melalui digitalisasi akan memudahkan pemerintah untuk mengembangkan record digital. Yakni kesehatan usaha bisa dijadikan referensi oleh lembaga pembiayaan untuk membantu modal kerja dan investasi dari UMKM.

Terlebih UMKM yang bisa bertahan saat ini adalah yang terhubung dengan platform online, dan juga UMKM yang berhasil beradaptasi bisnisnya. Untuk itu, dia mendorong pelaku usaha disektor ini mampu berinovasi dalam merespon perkembangan market atau permintaan pasar yang dinamis.

"Kita terus dorong, ke depan akan ada perubahan perilaku konsumen yang berbelanja secara online. Hal itu menjadi penting untuk kita mempercepat modernisasi UMKM," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gandeng idEA, Kominfo Bidik Pengembangan 2.000 UMKM di Daerah 3T

BRI memberikan bantuan ke UMKM dalam bentuk KUR.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital untuk memperkuat dan memberdayakan pelaku UMKM di tanah air. Program itu ditujukan untuk memanfaatkan akses internet secara produktif guna percepatan transformasi digital nasional.

Pelatihan UMKM Digital ini diinisiasi BLU Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Program itu menyasar 2000 UMKM di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

"Program Pelatihan UMKM Digital Online BAKTI merupakan program pendampingan bagi UMKM untuk melakukan on-boarding, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) dan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital," katanya dalam webinar 'Pelatihan Digital UMKM di Indonesia' Senin (05/10).

Johnny mengatakan, Program Pelatihan Digital UMKM BAKTI Kominfo dan idEA memiliki peran untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Sehingga dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang ada secara optimal.

"Perlu kita perhatikan bersama bahwa UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Dengan adanya pandemi COVID-19, tidak sedikit pegiat usaha terdampak oleh pembatasan fisik dan sosial karena masih berbasis pada usaha konvensional atau offline," tuturnya.

Melalui program itu, kawasan 3T dan DPSP mendapatkan perhatian khusus atas dasar komitmen pemerintah untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata, khususnya dalam penguatan perekonomian digital.

"Selama ini, lima provinsi yang mencatatkan keberhasilan on-boarding seluruhnya berada di Pulau Jawa, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Kami juga ingin keberhasilan yang sama dirasakan oleh pegiat UMKM yang berada di seluruh penjuru negeri, termasuk di daerah 3T dan DPSP," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BAKTI, Anang Latif menyebut, Pelatihan UMKM Digital Kelas BAKTI merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Dengan durasi program sepanjang 2,5 bulan dan didukung oleh kurikulum dengan 60 modul pilihan.

"Program ini akan diikuti oleh 2.000 UMKM, baik di level on-boarding (masuk ke bisnis digital) maupun upscaling (pengembangan bisnis di ruang digital)," paparnya.

Menurutnya, Pelatihan Digital UMKM Indonesia akan dimulai pada 5 Oktober hingga 12 Desember 2020 dan digelar secara daring. Mempertimbangkan kondisi ekonomi setiap peserta UMKM, idEA dan BAKTI Kominfo menyediakan subsidi kuota internet berbentuk pulsa untuk mengikuti rangkaian webinar ini.

"Kami berharap hal ini dapat meringankan beban kuota internet para UMKM untuk bisa tetap mengikuti semua kelas pelatihan online ini," paparnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya