Liputan6.com, Selandia Baru - Pemerintah Selandia Baru akan mencabut pembatasan wilayah di kota terbesar mereka, Auckland, pada pekan ini. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa ia yakin mereka hampir melewati gelombang kedua COVID-19.
Pada hari Senin waktu setempat, Ardern mengatakan bahwa status Auckland akan menjadi level 1 mulai pukul 23.59 pada Rabu pekan ini, mengikuti wilayah lain Selandia Baru.
Advertisement
Ia mengatakan bahwa selama 10 hari berturut-turut, sudah tidak ada lagi kasus baru COVID-19 dari klaster Auckland.
"Sekarang ada 95 persen kemungkinan klaster tersebut dieliminasi," kata Ardern seperti dikutip dari The Guardian pada Senin (5/10/2020). "COVID-19 akan bersama kita selama berbulan-bulan mendatang, tetapi kita harus tetap menandai pencapaian ini," ucapnya menambahkan.
Sebelumnya pada Agustus lalu, Auckland melaporkan 179 kasus COVID-19. Hal ini membuat pemerintah Selandia Baru melakukan pembatasan wilayah.
"Ini terasa lebih lama dan berlarut-larut pada apa yang sudah mulai terasa seperti tahun yang sangat panjang," kata Ardern dikutip dari Channel News Asia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Tak Ada Lagi Aturan Jaga Jarak
Meski begitu, Ardern menegaskan bahwa warga Auckland dan Selandia Baru tetap pada rencana yang berhasil dilakukan dua kali, sehingga mereka kembali mengalahkan virus Corona.
Pencabutan aturan tersebut berarti tidak akan ada lagi pembatasan jumlah 100 orang dalam pertemuan di Auckland, serta diperbolehkannya kontak tanpa jaga jarak di bar dan restoran.
Adapun, kasus COVID-19 di Selandia Baru mencapai 1.499 dengan total kematian sebanyak 25 orang. Kasus terbaru pun dilaporkan berasal dari warga setempat yang pulang dari luar negeri.
Kesuksesan Ardern dalam mengendalikan COVID-19 bahkan membuatnya menempati posisi paling depan dalam pemilihan umum pada 17 Oktober.
Meski berhasil, Ardern tetap meminta warganya untuk tidak menganggap remeh situasi ini. "Kemunculan kembali virus bukan satu-satunya kekhawatiran kita. Timbulnya kepuasan diri juga ada di sana."
Advertisement