Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara pembukaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020, sebuah even tahunan yang dihelat pada 1-31 Oktober. Pada tahun ini, Bulan Inklusi Keuangan 2020 mengambil tema Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju atau AKSESSKU.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara dalam sambutannya menyampaikan, dunia saat ini tengah menghadapi krisis kesehatan berskala global akibat pandemi Covid-19, yang turut memperlemah sektor perekonomian.
Advertisement
Dia menambahkan, perlambatan aktivitas ekonomi juga berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan pelaku usaha informal, ultra mikro, mikro dan kecil.
"Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun berbagai elemen bangsa selama puluhan tahun untuk mengangkat dearajat kesejahteraan mereka, saat ini justru dihadapkan pada tantangan yang begitu hebat akibat pandemi," ujar Tirta, Senin (5/10/2020).
Tirta memaparkan, dunia saat ini tengah dihadapi pada urgensi untuk mengatasi kerentanan sosial dan ekonomi. Seperti bagaimana meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian, memetakan dan menjangkau masyarakat kecil, ultra mikro dan UMKM di berbagai pelosok yang membutuhkan bantuan keuangan dan dukungan kebijakan, serta bagaimana meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat dengan cara menumbuhkan permintaan.
Menurut dia, di sinilah inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.
"Seluruh pengambil kebijakan ekonomi dan keuangan di tataran global, baik oleh pemerintah maupun otoritas sektor keuangannya telah menempatkan upaya penyediaan akses keuangan sebagai salah satu respons utama kebijakan penanganan pandemi Covid-19 guna mencegah dampak negatif yang berkepanjangan bagi masyarakat dan dunia usaha," tuturnya.
ADB Dukung Penuh Indonesia Tingkatkan Inklusi Keuangan Digital
Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) mendukung penuh upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pengembangan inklusi keuangan digital.
Menurut ADB, Indonesia sudah memiliki teknologi keuangan yang dinamis pada dasarnya. Namun masih perlu dilakukan literasi terkait keuangan inklusi keuangan digital yang bertanggung jawab.
“Saya secara khusus ingin memuji OJK yang sangat tertarik dan berkomitmen untuk bekerja dengan mitra regional dan global dalam berjuang untuk mencapai praktik internasional yang baik,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried F. Wicklein dalam OJK Virtual Innovation Day 2020, Senin (24/8/2020).
“Indonesia sudah memiliki sektor teknologi keuangan yang dinamis, tetapi perlu dikembangkan lebih lanjut dan diatur secara cerdas untuk mempromosikan inklusi keuangan digital yang bertanggung jawab. Dan sama pentingnya untuk mengembangkan populasi yang melek finansial mengingat perkembangan layanan keuangan digital yang sangat cepat,” sambung dia.
ADB berencana memfokuskan dukungannya dalam tiga sektor utama. Yakni infrastruktur keuangan digital, meningkatkan akses keuangan untuk masyarakat marjinal, serta pengawasan konsumen.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida menyampaikan apresiasi kepada ADB dan Asosiasi Fintech Indonesia yang senantiasa mendukung pengembangan keuangan digital di Indonesia.
"Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan apresiasi saya kepada pendonor, Asian Development Bank (ADB) yang telah memberikan dukungan yang sangat baik dan telah menjadi mitra pembangunan yang sangat baik untuk OJK. Apresiasi saya juga kepada Asosiasi Fintech Indonesia yang telah membantu membuat ini. Bahkan menjadi salah satu tonggak penting bagi perkembangan industri fintech di Indonesia,” kata Nurhaida.
Lebih lanjut, OJK menggandeng Securities Commission (SC) Malaysia dalam pengembangan inklusi keuangan digital ini. Dimana kerjasama tersebut mencakup kerjasama pembiayaan, informasi, regulasi, hingga inovasi.
Advertisement