Liputan6.com, Surabaya - Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengaku menyesal karena sempat mengajukan pengunduran diri dari anggota Polri.
"Enggak tahu (alasan rincinya), yang jelas dia menyesali (sudah mengajukan pengunduran diri)," ujar Trunoyudo di Mapolda Jatim, Senin (5/10/2020).
Sementara terkait laporan Agus terkait pengabaian sabung ayam dan tambang pasir di Blitar oleh Kapolres AKBP Ahmad Fanani, Polda Jatim masih mendalaminya. Pendalaman ini penting untuk mengetahui kebenaran dari perkataan Agus.
"Pasti didalami, benar apa tidaknya belum tahu, itu statement yang bersangkutan pada saat emosional sesaat tanpa ada bukti, cuma omongan," ucap Trunoyudo.
Baca Juga
Advertisement
Laporan yang disampaikan Agus memang perlu didalami karena sejauh ini belum ada dasar bukti yang kuat diterima Polda Jatim. Meski masih proses, Trunoyudo meyakini Kapolres Blitar tidak akan melakukan hal menyimpang seperti yang diutarakan Kasat Sabhara.
"Sekarang begini saja, seorang Kapolres melakukan kontraproduktif dengan tugas Polri. Dia harusnya melakukan pengamanan harkamtibmas, memberikan perlindungan, pelayanan dan pengayoman masyarakat, jadi ndak mungkin juga," ucapnya.
"Tidak akan mungkin seorang kapolres, Kapolres tugasnya memanage untuk menciptakan harkamtibmas, melindungi melayani dan mengayomi masyarakat, melakukan penegakan hukum," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pengunduran Diri Kasat Sabhara Polres Blitar
Sebelumnya, Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengajukan pengunduran diri sebagai anggota kepolisian lantaran merasa kecewa kepada Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.
Agus mendatangi Polda Jatim untuk menyerahkan seberkas surat pengunduran dirinya sebagai anggota Kepolisian, yang ditujukan pada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.
"Hari ini saya sudah ajukan pengunduran diri pada Kapolda Jatim dengan tembusan bapak Kapolri. Alasannya, saya tidak terima sebagai manusia dengan arogansi Kapolres saya," ujar dia, Kamis, 1 Oktober 2020.
Agus menambahkan, dirinya tidak dapat menerima perlakuan Kapolres yang dianggapnya kerap memaki dengan berbagai macam makian pada dirinya dan anak buahnya yang lain.Ia juga menyebut, kekesalan ini tidak hanya dirasakannya, tetapi juga dirasakan oleh perwira lain setingkat kepala satuan lainnya.
"Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi (kekesalan) kasat yang lain. Kalau ada yang tidak cocok gitu, maki-makian kasar itu sering disampaikan, mohon maaf, kadang sampai nyebut-nyebut binatang. Sama saya tidak separah itu, yang terakhir menyebut bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," ujar dia.
Arogansi Kapolres menurut dia tidak hanya berhenti sampai di situ. Ia menyebut, Kapolres seringkali melakukan pencopotan jabatan terhadap anak buahnya, tanpa melakukan pembinaan lebih dulu.
Hal itu ia akui membuat resah, lantaran yang dilakukan Kapolres, dianggapnya belum tentu baik.
"Kapolres tidak ada arahan apapun, tapi jika tidak benar langsung seperti itu. Sebenarnya kalau salah dibina, bukan dimaki terus-terusan. Kadang main copot jabatan. Memangnya kalau copot orang itu bisa lebih baik? Belum tentu?," ujar dia.
Advertisement