Liputan6.com, Pekanbaru - Petani sawit swadaya di Riau tak perlu risau lagi jika ingin melakukan peremajaan di kebunnya. Pasalnya PT Perkebunan Nusantara V membudidayakan 1,5 juta bibit sawit unggul sebagai dukungan guna mewujudkan program peremajaan sawit rakyat (PSR).
CEO PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan, bibit unggul ini jika ditanam di lahan marjinal lalu pemeliharaannya baik maka rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektare setahun.
Baca Juga
Advertisement
"Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rata-rata produktivitas sawit mencapai 29 ton per hektare/tahun," kata Jatmiko di Pekanbaru.
Jatmiko mengatakan, bibit unggul ini telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih pusat penelitian kelapa sawit (PPKS). Juga sudah tersertifikasi oleh UPT Pembenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Riau.
Untuk harga, petani swadaya tidak perlu khawatir karena harganya lebih terjangkau dibanding harga pasaran. Tidak hanya itu, PTPN V juga punya program pendampingan pemeliharaan kepada para petani yang sudah membeli bibit.
"Juga ada sertifikasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau karena dibudidayakan tenaga ahli dan profesional di bidangnya," jelas Jatmiko.
Dengan demikian, sambung Jatmiko, bibit ini terjamin mutu dan keasliannya karena melalui proses seleksi yang ketat. Dengan begitu, produktivitas tanaman sawit bakal maksimal dikemudian hari.
Pada 2021, PTPN V menargetkan melepas 911.094 bibit kepada para petani mitra dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar. Bisnis pembibitan sawit unggul ini memiliki prospek yang cerah, mengingat kedepannya sekitar 9.000 hektare perkebunan sawit mitra perusahaan diremajakan.
"Selain itu, kita juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi," tuturnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Jatmiko menerangkan, PTPN V tengah berusaha mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan terus meningkatkan produksi tandan buah segar atau TBS sawit. Targetnya rata-rata sebesar 24,24 ton per hektare pada 2020 ini.
Jatmiko optimistis hingga akhir tahun, pendapatan perusahaan bisa mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 16,25 persen dari pendapatan tahun lalu.
Ditambah lagi Tanaman Menghasilkan Tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan. Produktivitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton TBS per hektare setiap tahun.
"Itu jauh diatas standar produktivitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS/Ha/tahun", terang Jatmiko.
Ia mengutarakan, target pendapatan sebesar itu tidak seluruhnya bersumber dari kebun milik PTPN V sendiri. Karena, sekitar 40 persen dikontribusikan dari kebun sawit milik rakyat, baik yang menjadi mitra plasma PTPN V maupun petani swadaya.
"Sinergi itu sejalan dengan visi perusahaan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui pemberdayaan potensi masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat di antaranya mitra petani binaan dapat lebih meningkat," ucap Jatmiko.
Jatmiko mengaku sudah melihat langsung proyek Kerja Sama Operasional (KSO) bibit unggul ini l antara PTPN V dengan PPKS Medan. PPKS ini berada di Kota Dumai.
KSO Dumai sendiri merupakan satu dari tujuh pusat pengembangan budidaya bibit unggul perusahaan di Riau. Ada 160 hektare disediakan dan mampu menghasilkan 1.557.319 bibit yang peruntukannya terbuka untuk umum.
"Sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani," kata Jatmiko.
"Harapannya, dengan penyediaan bibit ini, kita dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional," tambah Jatmiko.
Advertisement